Mohon tunggu...
Rudy Thunadi
Rudy Thunadi Mohon Tunggu... -

Ordinary People

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Untung Rugi Reksadana

7 Agustus 2011   13:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai produk investasi, reksadana mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan produk lain maupun jika berinvestasi langsung ke pasar modal. Reksadana  memang menawarkan potensi keuntungan di masa depan, namun investor juga tidak boleh lupa, No investment without risk! Dalam konteks investasi, risiko (risk) dapat diterjemahkan sebagai potensi memperoleh imbal hasil yang lebih rendah dari yang diharapkan , bahkan tergerusnya pokok (modal) investasi.

 

Banyak Keuntungan Reksadana

a. Nilai investasi awal yang kecil

Reksadana dapat membantu calon investor pasar modal, yang memiliki uang  yang terbatas untuk berinvestasi langsung di pasar modal. Nilai minimum untuk membuka rekening investasi di reksadana hanya berkisar antara Rp. 100.000,- sampai Rp. 1.000.000,- saja walaupun ada juga Manajer Investasi yang mensyaratkan dana investasi awal yang cukup tinggi, yaitu sekitar 5 juta sampai 50 juta rupiah bagi nasabah kelas menengah keatas (primary customer).

Sebagai perbandingan, jika ingin membuka rekening untuk bertransaksi saham langsung minimal 5 juta (  baru sedikit perusahaan sekuritas yang mensyaratkan nilai investasi awal sekecil itu ) dan jika ingin membeli obligasi yang nilai nominalnya  1 miliar secara langsung, rasanya hampir mustahil dijangkau oleh investor individu.

b. Dikelola oleh Profesional dengan biaya yang murah

            Banyak investor memilih reksadana karena tidak memiliki waktu untuk melakukan strategi diversifikasi investasi, atau bahkan tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk berinvestasi langsung di pasar modal. Produk investasi reksadana disusun dan dikelola oleh para profesional yang bertugas mencari peluang, melakukan analisis serta memantau investasi setiap hari. Dengan fee yang relative murah ( sekitar  0,5% untuk pembelian/subscription dan sekitar 1 % pada saat penjualan kembali/redemption ), investor dapat menikmati layanan profesional di bidang pengelolaan dana.  

c. Sangat Likuid

            Idealnya, investasi di reksadana sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang ( di atas 5 tahun ). Meskipun demikian, unit penyertaan (UP) reksadana sangatlah likuid. Kapanpun investor ingin menjual kembali (redeem) UP yang dimiliki, maka Manajer Investasi wajib membeli sesuai NAB pada hari transaksi.

d. Diversifikasi secara otomatis

            Berinvestasi dalam satu jenis instrumen saja, akan memiliki potensi risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan membeli instrumen investasi yang beragam jenisnya ( diversifikasi investasi ). Dalam berinvestasi, produk reksadana hanya boleh berinvestasi pada satu pihak maksimum sebesar 10% dari total dana yang dikelola. Ini berarti, setidaknya produk reksadana menyebar dananya paling sedikit di 10 tempat. Dengan demikian, apabila satu jenis investasi ada yang mengalami kerugian, masih ada kemungkinan jenis investasi lainnya yang tidak merugi.

e. Diatur lebih ketat

            Industri reksadana memiliki peraturan tersendiri disamping peraturan pasar modal yang berlaku pula bagi reksadana. Dalam kebijakan investasi misalnya, Bapepam memberikan beberapa batasan yang melarang reksadana untuk terlibat dalam transaksi yang cenderung spekulatif, seperti pembelian surat berharga (efek) secara margin dan penjualan efek yang belum dimiliki ( dikenal dengan istilah short selling ).

f. Banyak ragamnya

            Jenis reksadana yang ada saat ini sangat beragam, dan masing-masing memiliki perbedaan dalam hal kebijakan dan strategi investasinya. Investor dapat memilih tipe reksadana yang sesuai dengan preferensi risiko maupun tujuan investasinya. Misalkan, jika investor menginginkan dananya tumbuh dalam jangka panjang ( lebih dari 5 tahun ) untuk tambahan dana hari tua, bisa memilih reksadana saham. Jika tujuan investasi hanya sebagai dana cadangan jangka pendek, investor dapat memilih reksadana pasar uang yang sifatnya mirip dengan deposito. Jika investor membutuhkan investasi yang fluktuasi nilainya tidak sebesar saham, tetapi lebih tinggi dibandingkan pasar uang, dapat memilih reksadana pendapatan tetap. 

 

Risiko Investasi Reksadana

            Pertama, risiko menurunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB). Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi ( saham, obligasi ) dalam portofolio produk reksadana yang mengalami penurunan, atau bisa juga karena wanprestasi dari penerbit obligasi (tidak membayar bunga pada waktunya) maupun default (penerbit obligasi tidak mampu membayar bunga / nilai pokok obligasi tsb ). Menurunnya NAB reksadana bisa saja menjadi indikasi kurang baiknya kinerja Manajer Investasi (MI) dalam mengelola reksadana jika kondisi pasar normal.

            Kedua, risiko pasar. Yang dimaksud dengan risiko pasar adalah situasi dimana harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar secara keseluruhan, misalnya karena krisis ekonomi / politik. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan berakibat pada menurunnya NAB reksadana.

            Ketiga, risiko likuiditas. Potensi risiko ini bisa terjadi jika investor reksadana pada satu Manajer Investasi tertentu melakukan redeem dalam jumlah besar dan waktu yang bersamaan ( rush = penarikan dana besar-besaran ). Akibatnya, bisa saja pembayaran kepada investor ditunda sampai kondisi memungkinkan.

 

Minimalkan risiko!

            Risiko yang paling besar yang membayangi investor adalah turunnya NAB selama periode investasi. Investor hendaknya mengenali jenis-jenis reksadana, lalu menyesuaikannya dengan tujuan investasi serta risiko yang dapat ditanggung. Sangat riskan berinvestasi di reksadana saham untuk jangka waktu satu atau dua tahun, karena bisa saja pada saat investor sangat membutuhkan dana, NAB reksadana tersebut sedang turun sehingga investor terpaksa melakukan redeem dimana hasil investasinya malah lebih rendah dibandingkan dengan nilai investasi awal.

Potensi keuntungan yang mungkin dipetik dan resiko yang harus dipikul akan sangat tergantung dari jenis reksadana yang dipilih, apakah itu reksadana saham, campuran, pendapatan tetap atau pasar uang. Di atas semua itu, pengenalan terhadap jenis reksadana, profil risiko, serta tujuan investasi adalah hal yang utama, karena hal ini sangat membantu investor dalam menekan risiko dalam berinvestasi di reksadana.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun