Pepatah diatas jika diterjemahkan artinya mirip dengan "Ada Harga Ada Kualitas", jika dibayar pakai kacang yang didapat tentunya cuma monyet. Budi Imam dengan bisnis Fresh laundry mendadak populer dan banyak dikunjungi oleh para pewarta, Bisnis Laundynya menjadi buah bibir masyarakat dan netizen setelah mendapat sebuah tuntutan dari salah seorang pelanggannya dengan nilai yang lumayan yakni 210 jt. Fresh laundry yang selama ini menjalankan bisnis laundry kiloan mendapat orderan untuk dry cleaning Jas milik seorang pejabat Dirjen HAM yang bernama Mualimin Abdi.
Budi Imam menerima order tersebut dengan tarif laundry satu hari selesai untuk jas Rp 35 ribu, Setelah dikerjakan satu hari dan diserahkan kembali, Mualimin tidak terima karena jas kesayangannya berkerut dan tidak licin, terjadilah perdebatan yang menurut Budi saat tersebut dirinya sudah bersedia mengganti kerugian yang dialami oleh Mualimin Abdi sebesar 10X lipat tarif yakni sebesar 350rb, tetapi beliau tidak bersedia menerima angka tersebut dan menuntut lebih. Mualimin Abdi berkisah jika saat itu Budi yang menantangnya untuk menuntut secara jalur hukum, sehingga timbullah tuntutan 10 juta untuk penggantian jas dan 200 juta untuk immaterial, totalnya 210juta. Mualimin Abdi berkilah jika tuntutan tersebut merupakan sebuah pelajaran buat Budi Iman, tetapi apakah sudah benar nilai dan langkah tersebut?
Saya tidak melihat hasil kerja Fresh laundry Budi Iman, begitu juga kualitas dan kusutnya jas milik Mualimin Abdi, Saya hanya bisa menduga dan membayangkan saja kusutnya Jas senilai 10 juta itu mungkin mirip dengan baret-baret halus cat di body Toyota Camry keluaran terbaru akibat dicuci dengan sabun colek ekonomis. Bisa dibayangkan jikalau tuntutan tersebut dikabulkan Pengadilan Negeri dan Budi Imam diwajibkan membayar nilai tersebut maka akan banyak timbul tuntutan sejenis di kemudian hari, para anggota DPRD dan DPR akan banyak menuntut carwash-carwash kecil yang terkadang asal-asalan saja menggunakan sabun, bukan shampo khusus mobil, mereka sengaja bawa Camry mulus kesana dan menuntut kerusakan catnya.
Sepertinya Budi mungkin mendapat pelajaran untuk tidak lagi melayani order cleaning Jas pejabat, tetapi Mualimin Abdi mendapatkan pelajaran yang lebih extra lagi yakni jangan terlalu pongah dengan jabatan dan kekuasaan selain asal-asalan bawa jas mahal ke laundry rumahan.
Saya tidak mengetahui secara jelas perdebatan antara Budi Imam dan Mualimin Abdi saat itu, tetapi melihat posisi Budi dan Jabatan Mualimin, tentu saja saya lebih bersimpati pada Budi yang mencoba peruntungan dengan usaha secara Halal dan memperkerjakan beberapa karyawan yg semoga saja lancar digaji olehnya.
Melihat tampilan luar laundrynya saja saya sudah tahu bagaimana kualitas laundrynya, lokal dan tentu saja bukan frenchise seperti Seng a sec ataupun Jeeves, Sama halnya dengan sebuah mobil mewah BMW ataupun Lexus, maukah anda bawa ke tempat pencucian truk dan mobil di pinggiran jalan Atau anda pilih bawa ke AutoBridal ataupun frenchise Carwash top lainnya? Logikanya saya dan mungkin beberapa pembaca Kompasiana yang sepemikiran dengan saya akan memilih laundry yang memiliki pintu kaca Frameless dan AC untuk kenyamanan pelanggannya jika memiliki jas seharga 10 juta dan tidak akan dry cleaning di Fresh laundry.
Bukan maksud saya merendahkan usaha laundy milik Budi Imam, tetapi harga mahal yang dibayarkan ke laundy frenchise top itu sudah termasuk pengalaman puluhan tahun mereka menjalankan bisnis laundry sehingga mampu merawat berbagai jenis bahan pakaian dan mampu mereka sesuaikan dari bahan pembersihnya hingga suhu setrikaan untuk kategori bahan pakaian yang mahal dan sensitif. Jika Mualimin benar-benar memiliki Jas senilai 10 juta seharusnya dirinya juga sudah memiliki pengetahuan tentang bahan Jas yang dia miliki, jika tidak berarti dia membayar kucing dalam karung dong, Bahan Jas senilai 10 juta tersebut tentunya sudah memiliki standard tertentu dalam penanganannya,
Jika Mualimin berani mempercayakan Jas tersebut kepada Fresh laundry milik Budi Iman, dirinya tentu saja sudah bisa memperkirakan kualitas hasil cleaningnya, dia hanya membayar 35 ribu, dan tertera jika ada kerusakan atau kehilangan hanya diganti 10X lipat, seharusnya Mualimin dari awal jika ingin diganti 10 juta, dirinya mencari laundry yang memasang tarif 1 juta sekali Cleaning sehingga saat dia tidak menerima hasilnya dirinya memperoleh uang ganti sebesar 10 juta, makanya seperti pepatah orang Bule.
“If You Pay Peanuts, You Get Monkeys”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H