Sejak kita kecil Amazon sering diistilahkan sebagai kawasan hutan hujan Brazil yang ekosistemnya masih sangat bagus dan dikategorikan sebagai paru-paru dunia yang masih lestari. Namun hal tersebut sirna di tahun 2019 ini. Maraknya pembalakan liar ditambah kebakaran hutan yang makin meluas di Hutan Amazon telah dipetakan dan setiap tahunnya selalu terjadi yang menyebabkan hutan Amazon makin berkurang luasnya hingga ke kondisi yang sangat memprihatinkan.
Hingga saat ini penanganan serius dari pemerintah Brazil masih hanya sekedar evakuasi. Belum ada pencegahan dan bioremediasi yang benar-benar efektif dilakukan. Para konservasionis pun tidak bisa berbuat apa-apa karena pemanasan global yang makin meningkat membuat hutan Amazon di Brazil kerap kali terbakar dan berkurang jumlahnya. Duh sangat miris sekali rupanya di Negeri Brazil yang belakangan ini kita dengar baik-baik saja ternyata malah sebaliknya. Inilah potret-potret kondisi hutan Amazon yang baru terungkap di 2019.
Liputan berita tentang dampak bencana pemanasan global ada di mana-mana. Dari Kutub Utara hingga ke Brazil, hutan ini kian terbakar karena pemanasan global. Salah satu studi baru-baru ini memperkirakan bahwa luas hutan Amazon telah menurun karena iklim yang lebih hangat dan lebih kering.
Hutan Amazon menjadi topik utama dalam perdebatan tentang penyebab dan solusi untuk pemanasan global. Hutan ini mencakup lebih dari 7 juta kilometer persegi, menyumbang lebih dari 40 persen seluruh stok hutan tropis dunia, 20 persen dari pasokan air tawar global dan mengatur curah hujan, tutupan awan, dan arus laut.
Seperti yang diperlihatkan oleh berita-berita di seluruh dunia, hutan Amazon ini terancam habis karena kebakaran, deforestasi dan degradasi yang tiada henti. Sebagian besar disebabkan oleh pemeliharaan ternak, produksi kedelai, penambangan dan penebangan non-selektif.
Para ilmuwan khawatir bahwa Amazon sangat dekat dengan titik kritis atau titik dimana hutan berubah menjadi gurun sehingga menciptakan kondisi yang begitu panas dan kering yang menyebabkan spesies endemik tidak dapat beregenerasi. Jika 20-25% tutupan pohon mengalami deforestasi, maka kapasitas hutan untuk menyerap karbon dioksida akan runtuh. Jika ini dibiarkan terus terjadi, hutan tropis terbesar di dunia ini akan menjadi ekosistem semak belukar terbesar. Ini tidak hanya mengurangi keanekaragaman hayati yang cepat, tetapi juga akan sangat mengganggu proses evapotranspirasi yang memengaruhi tutupan awan dan sirkulasi arus laut artinya siklus hidrologi akan terganggu maka curah hujan akan ikut terganggu dan berimbas pada perubahan iklim.
Negara Brazil memiliki peran sentral dalam melindungi lembah Amazon. Sebagian alasannya adalah geografis - 60% Amazon berada di Brazil, dan sisanya dibagi antara Bolivia, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, Suriname, dan Venezuela. Sampai baru-baru ini, Brazil sebenarnya memiliki catatan positif telah mengurangi deforestasi sekitar 80 persen antara tahun 2005 dan 2012. Ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan melalui investasi publik bersama dalam penegakan hukum, penciptaan kawasan lindung yang mengakui hak-hak masyarakat adat, dan pembatasan kredit pedesaan untuk petani yang taat hukum. Namun dampak pemanasan global yang makin parah baru-baru ini menyebabkan kebakaran hutan yang luar biasa dan diperparah dengan adanya pembakaran liar yang baru terungkap. Upaya pemerintah Brazil pun menjadi sia-sia. Berikut data deforestasi akibat kebakaran hutan dan pembalakan liar yang baru terungkap pada tahun 2019 ini.
Disamping dilanda kebakaran karena pemanasan global 2019, upaya pencegahan deforestasi ini hanya berumur pendek, karena tingkat penggundulan hutan terus meningkat sekitar lima tahun yang lalu. Sebagian alasannya adalah beberapa perusahaan agribisnis besar mendorong upaya pencegahan deforestasi agar segera mundur, khawatir bahwa perlindungan lingkungan Brazil pada tahun 2005-2012 yang kuat memotong keuntungan mereka.
Pemerintah dan kongres yang berkuasa saat itu justru menyerah, dan malah mengampuni kegiatan deforestasi ilegal sebelumnya pada 2012 dan mengurangi jumlah kawasan hutan lindung. Antara 2013 dan 2018, deforestasi melonjak hingga lebih dari 70 persen, dengan banyak pelaku pembalakan liar merasa baru diberitahu dan mereka semua kebal terhadap hukuman. hingga kini skala deforestasi menunjukan data yang meningkat dramatis di bawah pemerintahan Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 2019 Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Duh miris ya melihat kondisi hutan Amazon yang baru terungkap 2019 ini. Ternyata pemerintah disana gagal mencegah pembalakan liar. Hal tersebut makin diperparah dengan kebakaran hutan amazon yang baru terjadi baru-baru ini. Data PBB pun sudah menunjukan trends deforestasi yang melonjak sangat tinggi disana. Bila fenomena ini terus berkelanjutan terjadi maka bukan hal mustahil Hutan Amazon menjadi gurun atau dengan kata lain  yakni "titik kritis" yang sudah dibahas para peneliti baru-baru ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H