Sudah tradisi.
Saat Lebaran tiba setiap tahunnya kita dihadapkan dengan suatu saling maaf memaafkan, saling bersilaturahmi.
Ada beban yang berat jika kita tak saling memaafkan.
Perbuatan yang sengaja atau tidak, perkataan yang diucapkan yang menyakiti sesama, atau kesalahpahaman yang kerap terjadi menjadi dinding pemisah yang menjadi beban berat.
Akan tetapi jika kita mengucapkan kata "maaf" pada kejadian itu, kelegaan dalam hati pun terlepas, hati menjadi bahagia, serasa lahir lagi.
Idul Fitri adalah momen saling memaafkan yang segala sesuatunya menciptakan kedamaian, ketenteraman, dan perasaan sukacita.
Perasaan dendam dan sakit hati itu pun akhirnya plong jika kita minta maaf kepada sesama, begitu pun dengan orang yang kita minta maaf, merasa plong.
Ada perasaan lega ketika maaf kita diterima dan begitu pula dengan orang yang bersalah kepada kita.
Studi memperlihatkan menyimpan dendam dan amarah bisa memicu sejumlah masalah kesehatan, mulai dari stres kronis maupun penyakit jantung.
Kemampuan untuk memaafkan terbukti mengurangi kecemasan, depresi, stres, memperpanjang umur, memperkuat kekebalan tubuh, serta meningkatkan kualitas tidur.
Semasa hidup kita pernah membantah orang lain lantaran orang itu menyerobot antrean kita di kasir untuk diproses, kondisi ini menimbulkan traumatis pada diri kita.