Maraknya bahan-bahan textile impor dari negara-negara Cina yang menjadi penyebab pailit nya PT Sritex (Sri Isman Rejeki), sebuah pabrik tekstil yang canggih di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Bahan- bahan tekstil impor itu senantiasa membanjiri pasaran dalam negeri, selain lebih murah, dan mudah didapatkan, bahan- bahan tekstil impor itu juga dapat dengan mudah didapatkan.
Itulah sebabnya pabrik-pabrik tekstil dalam negeri kewalahan.
Banyak yang tutup.
Salah satunya PT Sri Isman Rejeki (Sritex) dengan belasan ribu karyawannya yang di PHK seiring dengan tutup nya secara resmi PT Sritex per 1 Maret 2025.
Kesalahan PT Sritex adalah membeli bahan-bahan pembuatan tekstil yang berharga mahal menjelang tahun 2020, saat pandemi Covid-19.
Padahal pada masa-masa sekitar itu, masyarakat tengah gundah, dan masyarakat mulai beralih ke bahan-bahan impor yang lebih murah.
Kurator kepailitan PT Sritex, Denny Alamsyah, mengatakan hal tersebut berdasarkan kepada kondisi perusahaan yang berbiaya produksi yang tinggi, kebutuhan tenaga kerja, modal kerja, sehingga mengakibatkan perusahaan tidak mampu.
"Hasil going concern dengan para debitur tidak terjadi karena sudah lebih dari 21 hari," kata Denny Alamsyah.
Mengakibatkan harta perusahaan yang tersisa akan dihitung untuk melunasi utang kepada para debitur.
Direktur Utama PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan peristiwa ini akan menjadi pelajaran ke depannya.