Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Money

BI Fast Kian Populer, Bank-bank Mulai 'Memetik' Hasilnya

13 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   11:00 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BI Fast (keuangan.kontan.co.id)

"Sekarang enak kalau transfer cuma Rp 2.500 pake BI Fast," 

"Apa itu BI Fast? Saya ga ngerti...,"

"Ya biaya transfer antar bank... Dulu kan harganya ga segitu...,"

Itu percakapan dua orang antara pengguna dengan orang awam.

Sejak pertama kalinya BI Fast diberlakukan mulai 21 Desember 2021 yang lalu, banyak bank di Indonesia yang khawatir pendapatan mereka dari transfer itu bakal tergerus.

Sebelumnya mari kita simak apa itu BI Fast?

Disebut fast, karena layanan transfer yang dikelola oleh BI (Bank Indonesia) itu cepat.

Setelah diklik akhir, maka dana yang ditransfer itu akan langsung masuk ke rekening tujuan pada saat itu juga.

Selain itu, layanan BI Fast juga 24 jam. Ini artinya kita bisa melakukan transfer kapan saja di hari itu.

Itu beberapa keuntungan dari BI Fast. 

Selain mendapatkan dukungan dan pengawasan dari BI, yang jelas biaya BI Fast ini justru lebih murah yaitu cuma Rp 2.500 sekali transfer.

Dilakukan lewat internet atau mobile banking dimana dulunya biayanya rata-rata Rp 6.500 per sekali transaksi.

Limit transaksi juga lebih besar yaitu bisa sampai Rp 250 juta tergantung kebijakan masing-masing Bank, sebelumnya limit itu cuma sampai Rp 25 juta sekali transfer.

BI Fast juga lebih aman.

Faktor-faktor seperti yang disebutkan di atas itulah yang membuat layanan BI Fast semakin populer, dan ini yang membuat bank-bank anggotanya memperoleh keuntungan.

Pertama kali diluncurkan, bank-bank khawatir keuntungan mereka akan tergerus, karena biaya transfer turun menjadi Rp 2.500 dari sebelumnya Rp 6.500.

Dalam hal ini, BI memungut Rp 19 per sekali transfer, sedangkan sisanya Rp 2.481 masuk ke kas bank-bank atau lembaga keuangan anggotanya.

Namun setelah tiga tahun berjalan, bank-bank penyelenggara mulai tersenyum karena kendati lebih murah namun volume transaksinya justru semakin banyak.

BI Fast di BTN (Bank Tabungan Negara) mencatat hingga November 2024 ada peningkatan sebesar 50% yoy (year on year) dengan frekuensi transaksi per bulan mencapai 3,6 juta kali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business BTN.

Begitu pula dengan bank-bank lainnya seperti Bank Mandiri, dan sebagainya yang mengamini volume transaksi BI Fast mengalami peningkatan yang signifikan sehingga menambah keuntungan bank mereka.

Bagi BI tujuan digelarnya BI Fast adalah untuk memangkas biaya transfer yang harus dibayar nasabah jika akan melakukan transfer antar bank.

Seperti diketahui, jika melakukan transfer ke bank yang sama, maka tidak ada biaya transfer yang dibebankan, alias gratis.

Jadi dengan demikian kebijakan BI itu terbukti merupakan tindakan yang tepat.

Di saat biaya transfer lebih murah sedangkan di sisi lain volume transaksi semakin bergairah karena kecepatan, keamanan, dan keuntungan lainnya seperti yang sudah disebutkan di atas.

Mudah pula, tinggal di klik dari smartphone Anda saja lewat mobile banking.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun