Bank Central Asia Tbk mengatakan deposito perorangan di bank yang dipimpinnya, BCA, mengalami penurunan.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PTBos bank raksasa tersebut mengatakan penyebabnya adalah mereka mengalihkan simpanannya ke instrumen yang lebih tinggi imbal hasilnya.
Imbal hasil deposito bank-nya cuma 3 atau 3,25 persen sedangkan di instrumen yang diterbitkan pemerintah bisa mencapai 6 persen atau lebih.
Hal tersebut dikatakan Jahja pada pekan terakhir Oktober 2024 yang lalu di sebuah konferensi pers.
Pendapat senada dikemukakan oleh Nailul Huda, seorang Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economics and Law Studies).
Penurunan DPK (Dana Pihak Ketiga) bank-bank di Indonesia karena nasabah mulai beralih ke SUN (Surat Utang Negara), Bond ORI, SBN, dan SRBI.
DPK baik tabungan, deposito, atau giro dalam rupiah dan mata uang asing, menurun 6% yoy pada bulan Oktober 2024, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7% yoy.
Data Bank Indonesia.
Data menunjukkan sejak Pandemi Covid-19 telah terjadi fenomena penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia.
Mirisnya, bahkan terjadi fenomena mantab (makan tabungan), masyarakat menguras rekeningnya untuk digunakan kebutuhan sehari-hari.
Jika fenomena mantab itu belum juga habis hingga saat ini, terlebih setelah nanti resmi diberlakukannya PPN 12 persen.