Jika memang tidak mampu membeli karena harga mahal, maka terpaksa masyarakat harus bergaya hidup "frugal living"
Kendati demikian, keinginan menahan pembelian tekstil akan sulit dibendung mengingat pada bulan Maret sudah Idul Fitri.
Dengan lemahnya daya beli maka itu cenderung masyarakat untuk membeli produk impor yang lebih murah.
Ketua Umum APSyFI (Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia), Redma Gita Wirawasta, mengatakan Minggu (24/11/2024), pemerintah harus (serius) memberantas produk impor.
Produk TPT impor itu jauh lebih murah setelah sampai di Indonesia karena selain bebas pajak juga biaya produksi di negara asal juga murah.
Data memperkirakan pemerintah telah kecolongan Rp 46 triliun dalam 5 tahun terakhir.
Nilai barang yang masuk tanpa PPh, PPN, dan bea masuk TPT ini mencapai 7,2 milyar USD atau Rp 106 triliun.
Jika impor diberangus, maka penerimaan pemerintah dari TPT akan naik Rp 9 triliun.Â
"Tidak usah dari PPN," kata Ardiman Pribadi, Direktur Eksekutif YKTI (Yayasan Konsumen Tekstil Indonesia), Minggu (24/11/2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H