Di masyarakat sering ada anggapan jika seseorang mengalami batuk yang terus-menerus selama lebih dari tiga pekan dengan disertai dahak atau darah, mungkin orang itu kena TBC (tuberkulosis).
Si penderita harus segera menghubungi dokter atau balai pengobatan terdekat.
TBC ini merupakan penyakit menular.
Seorang penderitanya akan menularkan droplet (percikan ludah) ketika batuk atau bersin yang kemudian terhirup oleh orang lain di sekitarnya.
Namun itulah pada kenyataannya, selain menyengsarakan si penderita yang juga bahkan diiringi dengan nyeri dada, berkeringat di malam hari, serta demam itu, droplet yang dikeluarkan oleh penderita TBC bisa terhirup orang di sekitarnya.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada lebih dari 1,6 juta orang meninggal dunia karena TBC pada tahun 2020.
Tuberkulosis merupakan penyakit nomor 13 yang paling banyak menyebabkan kematian dan penyakit menular nomor 2 yang paling banyak menyebabkan kematian setelah Covid-19.
TBC dialami oleh mereka yang perokok, kecanduan alkohol, penderita penyakit ginjal stadium lanjut, mereka yang kekurangan gizi, mereka yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, dan lainnya.
"Penyakit TBC di Indonesia ini tidak hilang-hilang," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin angkat bicara soal "PR" utama yang diberikan Prabowo kepadanya sesaat setelah dia diangkat lagi menjadi orang nomor satu di Kementerian Kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H