Kemacetan di Jakarta tampaknya makin hari makin menjadi-jadi. Ibukota negara ini nampaknya sudah akrab sekali dengan kemacetan. Kalau tidak macet, mungkin terasa asing, bukan seperti di Jakarta ya... he...he...^ ^
Bagi yang suka hilir mudik di jalanan jakarta, jalanan dapat diibaratkan sebagai medan pertempuran. Banyak orang berlomba-lomba memacu kendaraan, selip sana-selip sini, potong sana-potong sini untuk mencapai tujuan. Asap-asap tebal dari knalpot kendaraan terutama bus umum amat sangat mengganggu dan menyesakkan dada.
Dari segi waktu juga banyak waktyu yang terbuang apabila terjebak kemacetan tanpa bisa melakukan aktivitas lain yang berguna. Oleh karena itu, setelah saya pikir dan saya timbang masak-masak... (lebay bgt ya..^ ^), mulai minggu lalu saya putuskan beralih dari transportasi kendaraan bermotor/angkutan umum ke sepeda.
Ternyata naik sepeda sangat menyenangkan buat saya dan banyak manfaat yang dapat diperoleh. Pertama, dari sisi olahraganya tubuh kita jadi lebih sehat dengan naik sepeda, kemudian juga ada kesenangan tersendiri dengan naik sepeda. Kemudian dari sisi ekonomi, uang yang selama ini dikeluarkan untuk beli bensin atau bayar ongkos angkutan umum bisa ditabung. he...he....
disamping manfaatnya, memang ada juga kekurangannya yaitu harus bangun lebih pagi dan sampai ditempat kerja dengan badan yang berkeringat. Tapi tidak apalah, hitung-hitung bangun pagi bisa menghirup udara segar yang belum banyak terpolusi dan berkeringat itu sehat juga kan.....
jadi, naik sepeda oke juga ya....bike to work.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H