"Ah, pake M-Banking saja," saya pikir.
Hal tersebut terpikirkan saat seseorang akan membayar sejumlah uang kepada orang lain.
Bagi pekerja kantoran, semakin banyak tugas yang harus dilakukan maka ia semakin sibuk dan tidak punya waktu untuk kemana-mana termasuk ke ATM lepas dari jaraknya jauh atau tidak.
Oleh karenanya kesempatan sembari mengerjakan tugas kantoran maka kita melakukan transfer lewat M-Banking saja di smartphone.
Tanpa disadari ternyata bukan kita saja yang mulai beralih menggunakan Digital Banking atau Money Electronic untuk melakukan transaksi debit ketimbang lewat mesin ATM.
Hal tersebut karena kita "mager" untuk mencari mesin tersebut.
"Transaksi menggunakan mesin ATM turun 12,49 persen dibandingkan periode yang lalu," kata Gubernur BI (Bank Indonesia) Perry Warjiyo dalam sebuah konferensi pers hasil RDG (Rapat Dewan Gubernur) BI di kantornya, Rabu (25/5/2024).
Jumlah transaksi ATM hingga April 2024 dalam setahun dari April sebelumnya itu mencapai Rp 619,19 triliun. Ini mengalami penurunan 12,49 persen seperti yang sudah disebutkan di atas.
Di sisi lain, dalam periode tersebut jumlah transaksi QRIS naik 194,06 persen dengan jumlah pengguna 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta.
Transaksi Money Electronic naik 33,99 persen mencapai Rp 90,44 triliun dan transaksi Digital Banking tumbuh 19,08 persen dengan nominal mencapai Rp 5.340,92 triliun.
Itulah bukti jika kita mulai malas menggunakan mesin ATM dan mulai beralih ke transaksi digital.