Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun 2023, Momentum Kebangsaan Dunia Pendidikan

5 Januari 2023   12:08 Diperbarui: 5 Januari 2023   12:15 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda memperhatikan perbedaan sekolah dan lingkungannya saat Anda bersekolah dan ketika anak Anda kini menuntut ilmu. Secara fisik mungkin kitab isa memperhatikan dengan seksama. Mungkin Gedung sekolah yang bertambah baik, fasilitas seperti AC ada (sementara saat kita bersolah jarang ada sekolah menggunakan AC)

Mungkin juga kita perlu memperhatikan apakah setiap Senin anak kita harus mengikuti upacara bendera seperti zaman kita dulu. Dengan mengikuti upacara, setiap anak otomatis akan hafal teks Pancasila, pembukaan UUD 1945 dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Jika mau lebih jauh lagi, mungkin kita bisa perhatikan materi ajaran yang diterima oleh mereka. Mungkin materinya agak berbeda dengan saat kita bersekolah, namun mungkin beberapa hal sama. Mungkin juga ada beberapa hal yang menurut kita tidak sesuai dengan hal-hal normative atau kecenderungan adanya ajaran intoleransi dalam materi ajaran, terutama yang dilakukan oleh guru di sekolah.

Ada beberapa curhatan orangtua soal pendidikan anaknya. Mereka yang mempercayakan kepada guru di sekolah ada yang mengaku kecewa karena beberapa guru mengenalkan dan mengajarkan intoleransi kepada para murid.

Sebuah postingan orangtua soal pendidikan anak ini pernah penulis dapati di halaman facebook. Di situ dia bercerita bahwa anaknya cerita tentang sang guru yang melarangnya untuk bergaul dengan anak-anak non muslim. Mereka diarahkan untuk lebih memperhatikan teman-teman mereka sesame muslim dan sebaiknya menjauhkan diri dengan kaum yang berbeda.

Bagi sebagian orang mungkin hal ini sepele namun sebenarnya tidak. Bagi anak-anak pada pendidikan dasar biasanya akan menelan mentah-mentah apa yang diajarkan oleh sang guru kepada mereka, apalagi jika di rumah tidak ada pengalaman dengan ide berbeda dengan sekolah. Jika ini tumbuh di benak sang anak dan kemudian ide ini membesar saat dia dewasa maka hal ini akan menjadi soalan serius, karena sang anak tidak mampu bergaul dengan hal/ pihak yang berbeda seiiring perkembangan dirinya. Padahal tidak semua lapangan pekerjaan bisa menyediakan lingkungan kerja dengan satu 'warna' (keyakinan). Lapangan pekerjaan seringkali mengharuskan kita fleksibel dengan pihak lain termasuk kaum yang berbeda.

Karena itu mungkin kita bisa membuat tahun 2023 menjadi momentum untuk memperkuat wawasan kebangsaan pada dunia pendidikan kita, terutama guru dan para pendidik kita. Jangan sampai terjerumus dan menjerumuskan anak didik ke hal menyimpang dari tatanan kebangsaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun