Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersama Jadikan Jagat Informasi Jadi Baik

8 Februari 2019   22:51 Diperbarui: 8 Februari 2019   23:07 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa konsep keren seorang millennials  soal informasi ?

Pandai merangkai kata-kata indah ? Atau pintar memilih informasi dari ratusan sampai ribuan informasi yang diterimanya perhari ? Atau yang pintar berkata-kata santun baik di keseharian maupun di sosial media?

*

Beberapa tahun ini kita memang dihadapkan pada kondisi informasi yang melelahkan.  Jika dulu sebelum teknologi berkembang dengan sangat baik, informasi dipegang oleh media mainstream (media cetak atau elektronik). 

Dengan mekanisme yang dimiliki oleh media mainstream,  informasi yang diterima khalayak biasanya sudah melewati berbagai  filter ketat. Mulai dari pemilihan tulisan yang ditentukan oleh reporter bersama redaktur, sampai pada produser bahkan sampai wakil pemimpin redaksi atau pemimpin redaksi juga turut menentukan itu. Dalam hal ini mekanisme rapat redaksilah yang dapat menentukan sebuah berita bisa ditampilkan atau tidak.

Sekitar tahun 2010 kondisi itu berubah drastis. Meski media mainstream masih punya peran penting dalam distribusi berita, tapi sebagian perannya diambil alih oleh media sosial. 

Bahkan media sosial mampu membuat komunitas pembaca dengan segmen khusus. Sehingga berita yang disalurkan seringkali memenuhi hasrat (keinginan ) dari pembacanya.  Selain itu karena mekanisme distribusi yang bebas tanpa filter maka informasi yang terbentuk adalah informasi dalam framing amatir karena tanpa filter.

Jika tidak setuju dengan pemimpin A maka informasi akan menyerang A. Ini diikuti dan disebarkan oleh ratusan akun bahkan ribuan yang setuju akan kontennya. Dan sebaliknya dengan tokoh B. Karena pola penyebaran informasi yang sedemikian maka menjadikan jagat informasi sangat hiruk pikuk karena ini. 

Sehingga tak jarang terjadi satu berita harusnya berbunyi A menjadi berbunyi B. Atau berita lainnya seharusnya berbunyi Y menjadi berbunyi Z. Inilah yang menyebabkan dunia informasi begitu hiruk pikuk dengan hal yang seharusnya dicek kebenarannya terlebih dahulu. Tak jarang hoaks dan ujaran kebencian mendominasi dunia informasi kita.

Disinilah peran pengetahuan literasi digital. Kaum tua yang biasanya gagap terhadap hal berbau teknologi  sering memerlukan waktu panjang untuk benar-benar mengerti soal aturan main. Sebaliknya, kaum millennials yang punya modal untuk paham sebaliknya harus melakukan hal-hal yang dapat membuat atau membentuk jagat informasi menjadi lebih baik.

Hal yang bisa dilakukan oleh millenials yang notabene punya pengetahuan yang lebih baik soal literasi digital seharusnya mengingatkan orang lain untuk bersama-sama mewujudkan dunia digital yang lebih baik. Siskamling medsos dengan mengingatkan soal akurasi atau penggiringan konten di medsos adalah satu langkah yang baik untuk dilakukan oleh millennials.  Sehingga masyarakat tidak terjebak pada konten yang menjadikan jagat informasi buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun