Mohon tunggu...
Hompimpa senja
Hompimpa senja Mohon Tunggu... Penulis - "Ruang pengetahuan"

Menyalurkan isi kepala yang berisik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ruang Pengetahuan

24 Juli 2024   22:01 Diperbarui: 31 Juli 2024   21:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: iStock


Dalam setiap fase kehidupan yang terus bergulir, akal selalu berkembang seiring bertambahnya usia manusia. Keberdaan akal memiliki peran yang sangat signifikan, demi terbentuknya pola pikir dan mindset yang sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir. Namun keberadaan akal bukanlah sebuah hak paten terealisasinya sebuah ruang pengetahuan yang luas, untuk itu manusia butuh habits yang menunjang terhadap kualitas pengetahuannya. Salah satu faktor yang sangat mendominasi terhadap terbentuknya ruang pengetahuan ialah "membaca dan menelaah." Memperkaya perspektif dengan argumen yang logis dan komprehensif.

Keberadaan ruang pengetahuan dalam arti "akal"  adalah bentuk  pengejawantahan terhadap eksistensi dan campur tangan tuhan dalam diri manusia. Walaupun dalam pengaplikasiannya,  akal tidak seterusnya berada dalam poros yang benar, adakalanya tergelincir dengan dogma yang jauh dari kaidah berfikir. Seyogyanya manusia mendominasi ruang pengetahuan denngan nalar yang selaras dengan kaidah-kaidah para manatiqin (logikawan), sehingga dapat mengantisipasi dari nalar yang keliru dan jauh dari kebenaran.


"Akal adalah manifestasi yang kompleks, didesain oleh sang maha karya kehidupan untuk menelaah layak nya ibrahim As"

Hompimpa senja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun