Mohon tunggu...
Rudolf Wakum
Rudolf Wakum Mohon Tunggu... Seniman - Robot pekerja.

Hobi olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dico dan Ingatan Sejarah Pilwakot Semarang 2015

10 Agustus 2024   16:48 Diperbarui: 10 Agustus 2024   17:22 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DE JAVU, mungkin itulah yang saya rasakan ketika berbicara peta politik di Pilwakot Semarang 2024. Dejavu adalah kondisi ketika seseorang merasa sudah pernah mengalami sesuatu padahal belum pernah atau baru mengalaminya saat itu. Mungkin pula bukan de javu, namun hanya terulangnya memori tentang peta politik di 2015 saja.

Kemunculan (ujug-ujug) Dico M Ganinduto yang dengan modal kapital besar, dan berambisi bersaing di Pilwakot Semarang menurut saya sangat identik dengan kemunculan Sigit Ibnugroho di Pilwakot Semarang 2015 lalu.

Kala itu, entah muncul dari mana dan konon juga membawa modal kapital besar, Sigit Ibnugroho yang kemudian berpasangan dengan Agus Sutyoso lalu disebut pasangan Sibagus (diusung Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Golkar) menciptakan poros ketiga di tengah dominasi dua simpul besar kala itu, Soemarmo HS-Zuber Syafawi (koalisi PKB dan PKS) dan Hendi-Ita (PDI Perjuangan, Nasdem, dan Demokrat).

Saat itu pasangan Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu (Hendi-Ita) yang akhirnya memenangkap Pilwakot Semarang 2015 dengan perolehan 320.237 suara.

Sementara Marmo-Zubair mendapatkan 220.745 suara, disusul pasangan SiBagus dengan perolehan sebanyak 149.712 suara.

Akumulasi perolehan suara ketiga pasangan calon sebanyak 690.694 suara, sementara suara yang tidak sah tercatat sebanyak 40.713 suara sehingga total partisipasi masyarakat sebanyak 731.407 pemilih.

Kemunculan Sibagus ini ternyata menjadi "senjata mematikan" bagi calon yang diusung PDIP untuk memecah suara Marmo-Zubair yang sebelum pelaksanaan pemilihan memiliki hasil survei yang tinggi. Jika terjadi pertarungan head to head antara Marmo-Zubair vs Hendi-Ita saja, Pilwakot Semarang 2015 diprediksi akan berlangsung seru, karena dua kandidat itu, sosok Hendrar Prihadi dan Soemarmo HS, sama-sama pernah memimpin Kota Semarang dan memiliki loyalis cukup besar.

Kemunculan SiBagus ternyata sangat sukses memecah suara bagi Marmo-Zubair, karena memiliki ceruk massa yang hampir sama, dan akhirnya mengantarkan pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan bersama Nasdem, dan Demokrat, Hendrar Prihadi-Hevearita G Rahayu menjadi pemenang dalam kontestasi politik kala itu.

Ya, kemunculan Dico M Ganduto jelang Pilkada 2024 ini, saya lihat identik dengan kemunculan sosok Sigit Ibnugroho di tahun 2015. Dico juga berpotensi muncul sebagai poros ketiga, sebagai pemecah suara calon dari Demokrat, Yoyok Sukawi yang juga mendominasi survei, di tengah situasi akan berhadapan dengan calon yang akan diusung oleh partai penguasa di Kota Semarang, PDIP.

Sejarah munculnya Sigit Ibnugroho ini menjadi catatan penting dalam politik Semarang, dan kemunculan Dico M Ganinduto bisa menjadi titik balik dalam dinamika politik kota ini.

Meskipun tidak berhasil memenangkan pemilihan, kemunculan Sigit Ibnugroho berhasil memecah suara di antara calon-calon lain, yang pada akhirnya memberi keuntungan bagi Hendi-Ita yang diusung oleh PDIP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun