Mohon tunggu...
Rudolf Wakum
Rudolf Wakum Mohon Tunggu... Seniman - Robot pekerja.

Hobi olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dico dan Ingatan Sejarah Pilwakot Semarang 2015

10 Agustus 2024   16:48 Diperbarui: 10 Agustus 2024   17:22 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi.https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3000092/1-500-baliho-calon-wali-kota-semarang-terpasang-sebelum-masa-kampanye

Dico M Ganinduto muncul di tengah situasi politik yang serupa. Dalam konteks saat ini, di mana PDIP masih memiliki basis suara yang solid, kehadiran Dico sebagai calon dari luar partai besar memberikan peluang untuk memecah suara di antara calon-calon yang ada. Dengan PDIP yang telah menguasai 14 kursi di DPRD Kota Semarang pada Pemilu 2024, tantangan bagi calon-calon dari luar PDIP semakin besar.

PDIP, dengan struktur organisasi yang kuat dan jaringan relawan yang luas, berpotensi akan terus menjadi kekuatan dominan. Calon dari luar PDIP harus mampu berstrategi dengan baik untuk menarik dukungan dari pemilih yang selama ini loyal kepada partai tersebut.

Jika kontestasi terbagi menjadi tiga atau lebih poros, ada kemungkinan besar bahwa suara akan terpecah, dan hal ini bisa menguntungkan PDIP yang memiliki basis suara yang solid. Oleh karena itu, penting bagi Dico maupun Yoyok Sukawi untuk menjalin aliansi strategis dengan calon lain atau partai politik yang memiliki visi dan misi sejalan, demi memperkuat posisi dan daya saingnya.

Dengan mengingat sejarah Sigit Ibnugroho di tahun 2015, kita dapat melihat bahwa kehadiran calon baru dapat memicu perubahan dalam peta politik. Pilwakot Semarang 2024 akan menjadi ajang yang menarik untuk disaksikan, dan hasilnya akan sangat bergantung pada bagaimana calon-calon tersebut beradaptasi dengan situasi yang ada serta mampu meramu strategi yang ciamik.

Namun menurut hemat saya sebagai orang awam yang berusaha melek politik, untuk bisa mengalahkan dominasi PDIP di Kota Semarang, munculnya tiga poros koalisi bukanlah suatu keuntungan bagi parpol lain. Head to head atau hanya menyisakan dua poros koalisi saja, mungkin akan jadi jurus jitu untuk merebut status "Kandang Banteng" di Kota Semarang.

Tapi akan beda cerita, jika ternyata munculnya Dico adalah bagian dari strategi partai penguasa di Kota Semarang untuk tetap menancapkan dominasinya.(*)

Semarang, 10 Agustus 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun