Semenjak lulus sebagai mahasiswa Diploma III Tahun 2010, saya selalu ditawari oleh orang tua untuk menlanjutkan kuliah ke jenjang sarjana atau S1 karena batas pendidikan tidak hanya sebatas D3 saja dan tiada memandang usia. Terus belajar maka ilmumu semakin bertambah dan luas ucap seorang ayah kepada anak sulungnya. Saya adalah anak sulung dari 2 bersaudara, apa yang saya lakukan maka akan menjadi percontohan untuk adik saya.Â
Namun semua itu berbeda dengan yang ayah saya inginkan, sebagai anak sulung saya malah berpikir bagaimana saya bisa mendapat pekerjaan setelah lulus sebagai D3 Kesehatan Lingkungan? bagaimana saya bisa menghasilkan rupiah dari keringat saya sendiri?
Keputusan mencari pekerjaanan pun saya sampaikan kepada ayah dan ayah pun membatu mencari  lowongan pekerjaan, namanya juga anak sulung pasti setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Saya pun diterima disalah satu instansi yang membidangi kesehatan sebagai tenaga kontrak, selama 3 tahun bekerja...ayah saya selalu mengingatkan untuk melanjutkan pendidikan sarjana. Saking asiknya bekerja dan menikmati penghasilan sendiri, belum terlintas dalam benak untuk melanjutkan pendidikan.Â
Hingga akhirnya kontak kerja pun selesai, baru muncul keinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang sarjana namun sempat berpikir apa umur saya tidak ketuaan yaa? Ayah saya pun kembali memotivasi "menuntut ilmu tidak ada batas usia" umur berapa pun kita bisa terus tetap belajar dan memperluas pengetahuan. dari situ saya semakin termotivasi.
Pertengahan Tahun 2014 saya melamar pekerjaan dan diterima pada salah satu perusahaan besar milik negara yang bergerak dibidang kepelabuhanan, diawal bekerja saya terkendala untuk melanjutkan kuliah karena lokasi penempatan saya bekerja tidak ada perguruan tinggi atau universitas didaerah tsb.Awal Tahun 2016 bulan april saya mutasi atau berpindah lokasi kerja, dimana lokasi tsb ada universitas negeri yang cukup bagus untuk melajutkan kuliah, niat pun sudah bulat untuk lanjut sekolah....namun ada kendala yang saya hadapi lagi.Â
Rutinitas yang cukup tinggi setiap hari bahkan sampe malam hari membuat saya terkendala untuk mengambil kelas malam padahal keinginan untuk melanjutkan kuliah sudah bulat, bekerja selama 1 Tahun 8 Bulan akhirnya saya di pindahkan lagi atau dimutasi ke tempat ketiga. Nah.....dilokasi tempat kerja yang baru ini berlokasi di Kota kedua terbesar di indonesia yaitu surabaya, untuk perguruan tinggi atau universitas sudah pasti banyak pilihannya sehingga membuat keinginan saya untuk kuliah lagi semakin menggebu-gebu. waktu pun berjalan sambil bekerja sambil mencari referensi tempat kuliah yang bagus dan bisa menyesuaikan waktu jam kerja saya.
2 Tahun 8 Bulan berjalan namun saya tak kunjung kuliah, kenapa? ternyata rutinitas bekerja di Kantor Pusat Surabaya lebih tinggi dari pekerjaan di kantor cabang sehingga banyak menyita waktu. Seiring waktu berjalan kata pepatah "rejeki tak kemana", akhirnya ada pembukaan beasiswa S1 bagi pegawai yang bekerja di surabaya raya. saya pun tidak mau melewatkan kesempatan ini, kesempatan yang di tunggu-tunggu selama 6 Th. segala pesyaratan sudah saya berikan termasuk berdoa untuk bisa diterima sesuai kriteria yang diinginkan perusahaan.
Pengumuman pun tiba dan saya dinyatakan lolos untuk bisa melanjutkan kuliah S1 pada jurusan Administrasi Bisnis, walaupun sedikit menyimpang dari jurusan D3 Kesehatan Lingkungan saya namun tidak mengikis sedikitpun keinginan saya untuk kuliah karena jurusan ini sejalan dalam proses bisnis perusahaan tempat saya bekerja. Alhamdulillah akhirnya saya pun bisa menjalani perkuliahan sambil bekerja, tidak ada kendala sampai saat ini karena ini merupakan tugas belajar yang diperintahkan perusahaan.
Pesan yang ingin saya sampaikan, janganlah cepat berputus asa pada keinginan yang baik dan bisa merubah masa depan kita. Teruslah berusaha karena proses tidak pernah menghianati hasil. Mengenyam bangku pendidikan tidak pernah ada batas umur/usia, teruslah belajar maka apapun yang ada di dunia ini akan kamu ketahuai dan kamu gapai.
Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H