Mohon tunggu...
Rudi Permana
Rudi Permana Mohon Tunggu... Honorer -

Urang Sunda Biasa Saya Mah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada Adu Domba: Solusinya Musyawarah Mufakat

2 November 2016   11:25 Diperbarui: 2 November 2016   11:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Atraksi adu domba di Garut memang sangat menarik untuk ditonton. Domba-domba jantan yang begitu gagah dengan bulu yang dicukur sedemikian rupa. Tak lupa tanduknya yang melengkung menambah wibawa sang petarung. Sorak sorai penonton yang diiringi alunan musik tradisional khas sunda dari kendangdan tarompet yang menghentak-hentak menambah semarak suasana pertarungan.

Lain halnya dengan adu domba dalam konteks persingguhan diantara anak bangsa yang memiliki pandangan yang berlawanan akan suatu hal. Adu domba dalam hal ini tentu sangat tidak diinginkan terjadi oleh pihak manapaun karena perpecahan anak bangsa bisa saja terjadi.

Dewasa ini telah banyak contoh negara-negara yang pecah acak kadut oleh karena perbedaan pendapat. Suriah, Irak, Iran dan Turki adalah negara dari korban adu domba. Masing-masing pihak yang bertikai merasa paling benar. Waktu, tenaga dan biaya pasti terkuras habis untuk mempertahankan pendiriannya. Pada akhirnya nanti seperti kata pepatah “Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu”.

Kita tidak pernah tahu, entah pihak mana yang akan diuntungkan dalam perselisihan antar anak bangsa.  Ada pepatah dari Barat mengatakan “Yang Tertawa Terakhirlah Pemenangnya”.

Negara Indonesia dibangun dengan susah payah oleh para pendiri bangsa ini dengan mengorbankan segalanya. Mahapatih Gajah Mada, Sokerno-Hatta akan menangis sejadi-jadinya bila mengetahui anak bangsa ini mudah sekali disulut oleh hawa nafsu yang akhirnya menimbulkan pertentangan.

Lalu harus bagaimana?....

Masih ingatkah kita di waktu SD dan SMP ada pelajaran PPKN? Dalam pelajaran itu terdapat materi Musyawarah Mufakat yang selalu ditekankan oleh para guru di sekolah sebagai solusi jitu untuk bangsa Indonesia dalam menyelesaikan persoalan.

Oleh karena itu marilah kita melakukan musyawarah mufakat, duduk sama tinggi berdiri sama rendah. Dengan bermusyawarah tentu kepala akan lebih dingin dari pada melakukan hal-hal yang kurang efektif.

Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun