Mohon tunggu...
rudi kafil yamin
rudi kafil yamin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa yang tak kunjung berkarya

Bergaya dengan karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anii

29 Juni 2020   19:08 Diperbarui: 29 Juni 2020   19:06 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati yang gelisah dan tak karuan menjadi sedikit nampak lega. Namun, perasaanku masih belum terbebas. Ia masih terbelenggu dari misteri saat ini. Untuk sekadar memastikan dari semua pertanyaan ini, Akupun bertanya kembali kepada Ani.

"Terus kamu kenapa menangis de? Dan ada banyak sekali orang-orang di rumah?"
"Ohhh itu..., mereka mh temen-temennya si Bunda yang lagi mau arisan"
"Lhaaaaaa, terus kenapa ade nangis?"
"Ade pengen beli kinderjoy, tapi...pas waktu minta ke Bunda malah dimarahin :( "

Wajah Ani pun terlihat cemberut, sambil menelan bagian bibirnya kedalam. Ia menangis karena apa yang ia inginkan tak diberi oleh Bunda. Hatiku pun merasa lega setelah mendengar penjelasan Ani.

Ternyata penafsiranku masih keliru, Kematian yang suatu waktu bisa datang sesuka hatinya belum saatnya singgah di keluargaku.

Akupun kembali tenang dan bahagia. Meski letih sepulang masa kerja dan hal-hal yang telah kuartikan keliru. Aku mengajak Ani untuk membeli apapun yang ia mau.

"Yuk beli kinderjoy se-pabrik..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun