Bangsa ini sudah terlalu ribet dengan berbagai persoalan. mulai harga cabai sampai persoalan utang luar negeri yang begitu besar. belum lagi soal fundamentalisme aliran, soal ego kelompok, dan lain sebagainya.
Tidak cukup hanya bermodalkan baik saja dalam memimpin republik ini jika memimpikan perubahan kearah yang lebih adil dan beradab. Bangsa ini butuh pemimpin yang visioner, butuh pemimpin yang berani, tegas dan kredibel.
Karena problem yang begitu akut tersebut, kalau ada sosok pemimpin yang mempunyai karakter kepemimpinan visioner, berani, tegas dan kredibel. Maka itu kategori pemimpin “GILA”.
“Ya.. gila diantara pemimpin yang biasa-biasa saja”, gila bukan berarti dalam definisi fisik dan kejiwaan medis. Namun gila dalam konteks berani melawan kekuatan arus carut marut yang ada”.
Sukarno, bapak revolusi kemerdekaan kita dalam sejarahnya pun menjadi sosok pemimpin yang visioner, berani dan tegas. Bung karno konsisten melawan kaum kolonialis waktu itu, beliau sebagai pejuang sejati dan dengan orasi-orasi politiknya, mampu mengkonsolidasikan dan menggobarkan semangat massa rakyat..
"Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri" (Soekarno)
“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak." (Soekarno)
Dengan semangat optimisme dan kemerdekaan itu, perjuanganpun membuahkan hasil, 1945 Bangsa ini merdeka. Perjuangan yang tidak sia-sia. Dan menjadi amanah untuk segenap rakyat Indonesia agar menjaga dan mengisi kemerdekaan itu.
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."(Sukarno)
Tidak menyangka, bangsa Indonesia hari ini masih ada sosok penerus amanah Sukarno itu. Bukan bermaksud menyanjung atau memuji. Namun apakah ini hanyalah kebetulan dari sebuah proses perjalanan sejarah bangsa, atau memang begitulah takdir sebuah dialektika dari siklus sebuah sejarah.
Ya.. salah satunya kami meyakini sosok “Rizal Ramli” yang sampai hari ini kami melihat tetap konsisten dan memegang teguh amanah Sukarno itu. Dengan penuh keberanian, tegas dan tajam. Sosok “Rizal Ramli” hadir dengan terus menggelorakan dan membangunkan spirit Sukarno. Kalau dulu Sukarno lebih kepada pencapaian “kemerdekaan”, hari ini Rizal Ramli lebih kepada pencapaian “perubahan” menuju tatanan berbangsa dan bernegara yang betul-betul adil dan beradab.