OLEH : BUNG KHABIB
Beredar kabar Kuntoro Mangkusubroto mundur dari jabatan Komisaris Utama PT. PLN dengan alasan yang masih simpang siur, bahkan berhembus kabar jika Kuntoro mundur lantaran sedang disiapkan untuk menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, menurut kami sebuah kabar gembira jika Kuntoro tidak lagi berada di jajaran pemerintahan Jokowi, pasalnya jelas idiologi Kuntoro sangat bertolak belakang dengan agenda Trisakti dan Nawacita Jokowi.
Kuntoro di kenal sebagai simpul utama kekuatan kaum neolib di Indonesia, sebuah paham yang bertolak belakang dari spirit dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonsia. Rela mengorbankan rakyat dan bangsa sendiri demi menghamba pada kekuatan fundamentalisme pasar.
Kita masih ingat betul adanya bencana UU No.22/2001 tentang Migas. Kuntorolah yang berperan besar sejak pembuatan draft RUU sampai disahkan menjadi UU tersebut. Dimana akibat dari UU tersebut menjadi pintu masuk kepentingan asing semakin leluasa menjarah kekayaan Sumber Daya Alam Republik ini. Termasuk yang terakhir campur tangan Kuntoro terkait pembangunan kilang Blok Masela walaupun pada akhirnya rencana Kuntoro cs itu gagal. (KISAH KUNTORO MANGKUSUBROTO DIPECAT RIZAL RAMLI)
Selama Kuntoro masih menginjakkan kaki di Republik yang kita cintai ini, Kita harus terus Waspada dan waspada. Berpuluh-puluh tahun kekuatan asing leluasa mengeruk Sumber Daya alam Republik Ini melalui antek-anteknya seperti Kuntoro dan anak-anak didiknya itu.
Pesan Bung Karno Jelas, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.
Kuntoro beserta teman-temannya jelas menjadi bahaya laten untuk konstitusi dan Republik ini. Sekiranya benar jika akhirnya Kuntoro menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, maka alangkah semakin bahayanya Republik ini. Kekuatan asing melalui anteknya seperti Kuntoro jelas ingin terus melanggengkan aksi penjarahan SDA di Republik ini dengan menabrak aturan dan menghalalkan segala cara. Untuk itu kita harus terus waspada.. waspada dan waspada..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H