Mohon tunggu...
Rudi Irnawan
Rudi Irnawan Mohon Tunggu... pegiat sosial -

Pegiat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Money

Menko Rizal Ramli dan Ambisi Pembenahan Dwelling Time

5 Januari 2016   17:40 Diperbarui: 5 Januari 2016   17:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menko Maritim dan Sumber Daya, Bapak Rizal Ramli sejak Agustus 2015 lalu diberi tugas khusus oleh Presiden Jokowi untuk membereskan waktu tunggu bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priuk (Dwelling Time).

Persoalan Dwelling Time ini memang sempat membuat marah presiden Jokowi waktu itu karena tergolong sangat lama. Tak heran isu Dwelling Time menjadi bola panas waktu itu sampai terjadilah pergantian para menteri oleh Presiden Jokowi.

Bukanlah seorang Rizal Ramli kalau tidak menyukai tantangan. Masuk di jajaran Kabinet Presiden Jokowi, seorang Rizal Ramli langsung menyelesaikan tugas barunya dengan cepat dan tegas. Inti dari tugas Presiden Jokowi terkait Dwelling Time ini sebenarnya adalah menurunkan waktu dari rata–rata 6,5 hari menjadi rata-rata 4,7 hari, sebagaimana sumber informasi dari situs resmi Sekretariat Kabinet (Seskab) tanggal 17 Juni 2015.

Dan sudah dapat kami tebak tentunya, seorang Rizal Ramli pasti dapat menyelesaikan tantangan itu secara baik. Sesuai laporan pada bulan Desember 2015 kemaren dalam rapat terbatas kabinet, terbukti dwelling time yang sebelumnya sempat mencapai rata-rata 6-7 hari berhasil diturunkan rata-rata menjadi 4,3 hari. Hal ini sebenarnya sudah melampaui target keinginan pak Jokowi sebelumnya yang menginginkan rata-rata 4,7 hari. Patut diapresiasi langkah dan prestasi Menko Rizal Ramli dan sekaligus membantah bahwa kegaduhan Pak Rizal Ramli yang dianggap bagian dari manuver pencitraan.

Namun tidak berhenti disitu saja, bahkan menko Rizal Ramli berambisi yang terbaik agar Dwelling Time di Bulan Maret 2016 rata rata dapat menjadi 1,5 hari saja. Sungguh ambisi yang luar biasa demi perubahan tata kelola pelabuhan agar lebih baik, karena ini berdampak pada stabilitas perekonomian nasional.

Demikian,

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun