Mohon tunggu...
Rudi Irnawan
Rudi Irnawan Mohon Tunggu... pegiat sosial -

Pegiat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komentar Pengamat Terkait Rizal Ramli Minim Alasan

6 Januari 2016   21:25 Diperbarui: 7 Januari 2016   01:13 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Masuknya Salah Satu Sosok ekonom senior direpublik ini dalam jajaran kabinet pemerintahan Jokowi, Menko Maritim dan Sumber Daya, bapak DR. Rizal Ramli atau yang sering dipanggil RR ini diakui publik mampu memberikan warna tersendiri akan harapan dan perubahan kedepan bangsa ini.

Dengan segudang pengalaman dan integritas tinggi , RR menjadi pisau tajam yang selalu memberi petunjuk arah mata publik untuk selalu melihat berbagai persoalan politik dan kebangsaan dengan kaca mata yang lebih dinamis dan sehat.

Masih kuat dalam ingatan kita contohnya terkait soal isu rebutan saham dalam kasus Freeport antara Sudirman Said dan Setyo Novanto. Dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami mayoritas rakyat, menko RR dengan gayanya yang khas waktu itu mengatakan “itu hanyalah sinetron perang antar geng untuk memperebutkan saham freeport”

Sontak saja dengan statement RR itu, publik menjadi tercerahkan dalam melihat persoalan tersebut. Belum lagi soal statement-statement RR terkait blok masela, kereta cepat, maupun proyek-proyek besar lainnya.

Bagi sebagian kalangan mungkin gaya khas RR yang selalu berani melawan arus statement dan manuver elit penguasa lainnya dianggap sebagai pemicu kegaduhan, namun bagi banyak kalangan pula gaya khas RR itu sebagai bentuk solusi akan buntunya arah perubahan bangsa ini.

Predikat RR sebagai “pemicu kegaduhan” sudah barang tentu memberi banyak tafsir dari masing-masing kelompok kepentingan. Bagi mereka yang merasa kepentingan KKNnya terganggu dengan gaya RR itu, pastilah akan bilang kalau “RR hanya menciptakan kegaduhan yang tidak sehat, atau kehadiran RR dikabinet justru merusak konsolidasi internal pemerintahan Jokowi”.

Dengan sangat mudah dibaca pasti yang merasa sangat terganggu kepentingannya tersebut akan menggunakan orang ketiga untuk mendelegitimasi gaya dan manuver RR. Mereka biasanya menggunakan para pengamat politik, politisi senayan maupun kelompok-kelompok sosial lainnya dalam melawan RR.

Namun beda lagi dengan kelompok-kelompok publik yang menginginkan perubahan serius laju kedepan bangsa ini. Mereka percaya kalau gaya dan manuver RR justru sebagai salah satu cara meminimalisir kebobrokan-kebobrokan dinegeri ini. Atau gaya dan manuver RR sangat tepat didefinisikan sebagai pemicu kegaduhan putih.

Apa yang dilakukan RR soal kegaduhan terbukti membuat pejabat-pejabat yang menyimpang pada kabur. Atau setidaknya para pejabat-pejabat yang suka mencari keuntungan pribadi dan kelompok akan berfikir dua kali, jika apa yang direncanakan dengan penuh kongkalikong itu akan dibongkar habis kepublik oleh RR.

Soal para pengamat politik itu biasanya akan melemahkan keyakinan publik terkait manuver RR, dengan mendelegitimasi langkah-langkah kebijakan RR. Misalnya saja kebijakan soal “Revaluasi asset” yang digagas oleh RR. Padahal sudah jelas bahwa itu kebijakan terobosan yang luar biasa dan kreatif untuk pemeritahan ini. Namun tentu saja, yang namanya pengamat dengan berbagai kreasi motifnya akan mendelegitimasi hal tersebut sesuka hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun