Kita mencatat, pemerintah melalui program Kartu Prakerja memberikan insentif kepada para pesertanya. Setiap peserta bisa mendapat sebesar Rp 3.550.000. Dari angka tersebut, Rp 1.000.000 tidak bisa diuangkan karena untuk dana pelatihan, jika tidak mengikuti pelatihan maka kepesertaan akan hangus dan uang akan dikembalikan ke kas negara.
Sisanya yakni Rp 2.550.000 bisa dipegang masyarakat jika mengikuti pelatihan Kartu Prakerja. Nantinya, manfaat itu diberikan setelah mengikuti pelatihan yang akan ditransfer Rp 600.000 selama empat bulan, dan jika mengisi survei sebanyak 3 kali akan dapat insentif tambahan sebesar Rp 150.000.
Program Kartu Prakerja sejak 2020 hingga 2021 telah memberdayakan angkatan kerja yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Hingga penghujung tahun 2021, jumlah penerima manfaat program sudah mencapai 11,4 juta orang.
Namun, di sisi lain, program ini belum signifikan dalam mengurangi angka pengangguran nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah pengangguran di Indonesia hingga Agustus 2022 mencapai 9,1 juta orang, turun 670.000 orang dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 9,77 juta orang.
Kendati demikian, catatan BPS yang memperlihatkan peningkatan jumlah presentase angkatan kerja yang yang mencapai 16,36%, serta adanya 75% dari penerima manfaat program Kartu Prakerja juga telah memanfaatkan sertifikat pelatihan yang dimiliki untuk melamar pekerjaan dan masuk ke lapangan kerja, sangat menggembirakan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pada acara Temu Alumni Program Kartu Prakerja yang digelar di Madiun, awal pekan ini, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan salah satu kontribusi nyata dari program Kartu Prakerja. Selain itu, dari sisi insentif, lebih dari 3,1 triliun rupiah telah disalurkan langsung dari bendahara umum negara ke e-wallet penerima secara transparan dan diterima 100% tanpa potongan.
Dengan demikian, mengutip pernyataan Airlangga, program Kartu Prakerja adalah kisah sukses pemerintah Indonesia mentransformasi pendidikan untuk orang dewasa atau adult learning. Ini merupakan capaian yang luar biasa karena memang belajar seharusnya sepanjang hayat atau lifelong learning.
Dari data yang diperoleh penulis, ratusan juta jumlah angkatan kerja di Indonesia tersebar di 514 kabupaten/kota. Luasnya sebaran angkatan kerja tersebut mendorong Kartu Prakerja menggunakan teknologi informasi untuk menjangkau dan memberikan akses pelatihan seluas-luasnya. Selain itu, kemitraan dengan pihak swasta dan universitas juga dibangun untuk menyediakan ribuan pelatihan.
Hasilnya, banyak lembaga pelatihan yang tergabung dalam ekosistem program Kartu Prakerja yang semula sangat kecil ukuran usahanya, sekarang berkembang. Program Kartu Prakerja berhasil menghidupkan pasar pelatihan yang sebelumnya tidak ada.
Dari 34 provinsi di Indonesia, provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah penerima manfaat program Kartu Prakerja ke dua tertinggi se-Indonesia. Total pendaftar dari Jawa Timur mencapai 4,5 juta orang dan sebanyak 1,38 juta orang telah menjadi penerima manfaat program Kartu Prakerja.Â
Pelatihan yang paling diminati oleh penerima manfaat prakerja di Jawa Timur adalah telemarketing, strategi pemasaran, makanan dan minuman, kerajinan tangan, tata rias, hingga IELTS.