Bulan Tersembunyi di Awan
Di langit malam yang pekat,
Bulan tersembunyi di selimuti awan.
Seperti permaisuri yang malu-malu,
Ia menyembunyikan cahayanya yang gemilang.
Awan-awan yang lembut dan lembayung,
Melingkari bulan dengan penuh kasih.
Mereka menjadi pengawal setia,
Melindungi kecantikan bulan yang dirindu.
Dalam gelapnya malam yang sunyi,
Bulan tetap bersinar dengan redup.
Seperti hati yang penuh kerinduan,
Mengirim pesan melalui sinarnya yang halus.
Oh, bulan yang tersembunyi di balik awan,
Apa pesan yang ingin kau sampaikan?
Adakah rahasia yang ingin kau ungkapkan,
Kepada jiwa yang haus akan harapan?
Teruslah bersinar, bulan yang malu-malu,
Meski selimut awan enggan melepasmu.
Kita akan terus menantikan hadirmu,
Di malam-malam yang sunyi dan damai.
Puisi ini kupersembahkan untukmu, bulan,
Yang tetap bersinar dalam ketersembunyian.
Engkau adalah saksi bisu keindahan alam,
Yang mampu meruntuhkan kesepian di jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H