Mohon tunggu...
Raylis Sumitra
Raylis Sumitra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harlah Muslimat, Mempersempit "Margin" Ketakutan Pendukung Jokowi

30 Januari 2019   07:03 Diperbarui: 30 Januari 2019   07:08 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengawali tulisan ini. Kita perjelas posisi peringatan Hari Lahir ke - 73 di GBK lalu,  bukan pangung kampanye pasangan Capres nomor urut 01. Sekali lagi,  Bukan pangung kampanye. Agar tidak menjadi gorengan pihak yang tidak bertangung jawab.
Namun,  posisi psikologi Harlah Muslimat NU yang mampu menjadikan Stadion GBK menjadi 'ijo royo-royo'.  Sangatlah dengan dekat dengan psikologinya dengan pendukung pasangan Jokowi - Kiai Ma'ruf Amin.  
Ya,  Pilpres 2019 ini,  bukan lagi menjadi ajang pemilihan kandidat saja.  Pilpres menjelma menjadi pertarungan Ahlul Sunnah Waljamaah versus Wahabi,  Reformis versus Orde Baru,  Pancasila (NKRI)  versus Asas Tunggal (Anti NKRI).  
Kuatnya polarisasi ini,  efek dari kuatnya kampanye yang mengunakan cara penyebaran berita bohong,  penyebaran kebencian,  penyebaran fitnah.  Sehingga masyarakat secara otomatis mempresentasikan identitas mereka pada bagian-bagian kelompok yang sesuai dengan persepsi identitas sosialnya. 
Dalam hal ini Muslimat NU menjadi representasi masyarakat yang pro- Aswaja,  Pro-reformasi,  Pro - Pancasila.  Yang artikulasi identitasnya melekat dengan pasangan bernomor urut 01 Jokowi - Kiai Ma'ruf Amin.  
Sehingga gelaran kolosal Harlah Muslimat NU ini,  mampu memberikan energi bagi pendukung pasangan nomor urut 01, yaitu mengikis semua intimidasi ketakutan yang disemburkan melalui kampanye dusta.  Seperti yang terjadi dalam Pilgub DKI 2017 lalu. 
Kampanye Dusta yang menyebarkan ketakutan tersebut,  memang terbukti efektif. Akan mampu memunculkan ketakutan bagi masyarakat. Ketakutan-ketakutan inilahnya yang akan diperbesar.  
Seperti saat Donald Trump mampu mengalahkan Hillary Clinton.  Meski dalam semua survey Hillary Clinton diunggulkan.  Tapi harus menelan kekalahaan saat pencoblosan. 
Tingginya margin ketakutan inilah yang akan diciptakan.  Dan selalu dirawat hingga berlangsungnya pencoblosan. Dengan cara semburan dusta dan penyebaran hoax. 
Harlah Muslimat Kikis Ketakutan
Ketakutan-ketakutan yang diciptakan tersebut,  ahkirnya terkikis dengan gelaran Harlah Muslimat.  Harlah muslimat memberikan angin segar optimisme tentang nilai nasionalisme,  pluralisme,  dan harapan kemajuan Indonesia ke depan. 
Kumpulan emak-emak yang militan ini,  mampu membangkitkan kembali keterpurukan masyarakat. Dampak dari semburan hoak yang membisingkan.  Dengan Harlah tersebut,  Muslimat seolah-olah mengirimkan pesan perlawanan kepada masyarakat agar tidak takut dengan hoax dan berita dusta.  
Terbukti,  Harlah Muslimat disambut gempita masyarakat terutama pendukung pasangan nomer urut 01. Detik-detik pelaksanaan menjadi viral.  Sehingga menjadi trending topic di media sosial. 
Harlah Muslimat ini,  mampu memperkecil margin ketakutan Pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.  Dan energi positif bagi pasangan petahana menjelang coblosan.  
Meskipun disemua lembaga survey diunggulan dengan angka rata-rata 54 % melawan 31 % dan margin of error dibawah 2,5 %. Bukan jaminan dipelaksanaan Jokowi menang.  Apabila margin ketakutan pendukungnya masih besar.  Harlah Muslimat inilah,  margin ketakutan menjadi kecil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun