Di tengah ramainya kota Bandung dan kesibkan saya sebagai mahasiswi di suatu universitas ternama di Bandung, kemacetan adalah musuh utama dalam setiap perjalanan saya ke kampus. Kemacetan adalah hal biasa di Bandung, tapi benar benar dapat mengganggu waktu yang telah saya atur. Menggunakan angkutan umum, lebih banuak ngetem nya dari pada jalannya. Habis itu, tarifnya tidak sesuai. Ketika berangkat tarifnya hanya 5000 rupiah, sedangkan kala pulang bisa lebih ketika pulang malam hari. Tapi, di era yang penuh dengan modernisasi ini. Dimana manusia dan tekhnologi bahu membahu memperbaiki kehidupan, grab muncul sebagai solusi memecahkan masalah itu semua. Kemacetan yang biasa banyak memakan waktu, bisa teratasi dengan mahirnya para driver grab yang piawai dalam mengendari sepeda motor nya. Selain itu, driver atau pengemudinya ramah tamah dan asyik diajak bicara. Harga tidak terlalu mahal dan estimasi waktu juga cepat. Memang, harga tidak akan mengkhianati kualitas. Selain layanan ojek online, grab juga menyediakan taksi online, jasa kurir makanan atau grabfood, dan lain-lain. Sehingga ketika saya lapar dan sedang sibuk mengerjakan tugas saya, saya bisa memesan makanan melalui aplikasi mobile grap di hp saya. Tanpa perlu capek melangkahkan kaki saya untuk mencari makanan yang akan saya makan. Dengan grab, semua serasa lebih mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H