Mohon tunggu...
rudie chakil
rudie chakil Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Biarkan Ego Muthmainahku Berkreasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penting... Menulis Novel

24 Januari 2016   13:41 Diperbarui: 24 Januari 2016   14:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Show, don't talk." Pepatah ini adalah teman akrab pepatah-pepatah di atas. Hanya saja, ini berlaku dalam dunia tulis-menulis (khususnya novel).
Menulis novel tak ubahnya dengan menggambar. Menggambar lewat kata-kata. Sahabat pasti pernah bermimpi..?

Mimpi adalah visual di dalam satu alam, yang menyerupai alam asli kita. Kejadian dalam alam mimpi benar-benar tergambar jelas di dalam benak.
Nah, seperti itulah menulis sebuah novel. Pastikan bahwa rangkaian kata demi kata yang kita tulis, dapat tervisual di dalam benak pembaca (apalagi bagi penulisnya sendiri, yang sedang membaca karyanya sendiri)

Jadi, seandaikata menulis cerpen kita bisa menceritakan, atau sedikitnya bercerita. Menulis novel jelas berbeda. Kita harus bisa menampilkan.
Seperti film yang sedang diputar di dalam benak pembaca.

2. Kebanggaan.

Maksudnya kebanggaan di sini adalah, kita sebagai penulis mesti punya salah satu hal, yang benar-benar bisa kita banggakan/kita tonjolkan dari novel kita. Apa gaya bahasa? Apa alur? Apa kekuatan tema? Apa kekuatan karakter? Plot? Atau Ending yang bisa mengampar-amparkan si-pembaca hingga termehek-mehek dan termohok-mohok. Yah terserahlah, apapun.

So, kita wajib punya satu item, yang bisa kita banggakan/tonjolkan. Yaitu "item pamungkas," tanpa menyepelekan item-item yang lain.
Jika kiranya sahabat bisa membanggakan semua item tersebut, 'amat sangat bagus sekali.'
Berarti Sahabat, "dewa sekali."

3. Tidak bosan.

Setiap penulis wajib menghargai tulisannya sendiri. Ini hukumnya 'wajib mudholadoh.' (Dalam dunia menulis lho). Well, Bagaimana oranglain yang membaca akan menghargai karya kita, jikalau kita sendiri nggak menghargai karya kita sendiri..? Inimah hukum alam, nggak usah dijelaskan.
Maksud saya begini.

Bacalah karya novel sahabat yang sudah menjadi naskah fix, sebanyak 20 kali lebih. Bilamana sahabat senang dalam membaca karya sendiri, dan tidak pernah merasa bosan membacanya. Maka oranglain pasti akan merasakan hal serupa. Mungkin, memang nggak semua orang (memang karya kita 'Kitab Suci?' 'Kitab suci' aja nggak semua orang). Tetapi paling nggak, ada beberapa orang yang pasti merasakan rasa yang sama dengan yang kita rasakan.
Mereka senang dan tidak merasa bosan.

Itulah 3 hal yang dapat kami sampaikan. Hahaha.. Kayak di atas mimbar-mimbar aja...

Terus, bagaimana caranya menulis..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun