Mohon tunggu...
Rudi Cahyono
Rudi Cahyono Mohon Tunggu... -

Creative Learning Designer | Parenting Consultant | Writing Coach | Lecturer

Selanjutnya

Tutup

Money

Museum Imajinatif, Terobosan Ide Kreatif di Ancol

23 Januari 2012   15:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:32 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancol merupakan tempat melepas lelah dari apa yang kita lalui di tempat kerja, atau apapun yang berhubungan dengan aktivitas masa lalu yang sudah kita lewati. Tidak hanya itu, Ancol menyuguhkan tempat yang penuh impian. Namun demikian, Ancol perlu lebih berani mengajak kita semua menuju imajinasi masa depan. Dengan apa? Ide kreatifnya adalah membuat museum imajinatif. [caption id="attachment_157980" align="aligncenter" width="420" caption="Sumber Gambar: culture24.org.uk"][/caption] Suatu ketika kamu memandang keindahan taman. Tiba-tiba ada yang menghampiri kamu kemudian bertanya, "Apa yang tidak Kamu lihat?". Apa reaksi Kamu? Bingung kan? Ini adalah pertanyaan yang menggugah imajinasi kita. Menyaksikan apa yang sudah biasa ada, jelas bukan imajinasi. Tapi menyaksikan apa yang belum ada, pasti kita diajak untuk berkreasi, menciptakan hal baru. Lalu apa hubungannya dengan ide membuat museum imajinatif di Ancol? Pernah berkunjung ke museum? Kita pasti sudah tahu apa yang disebut museum. Dalam sebuah definisi bebas, museum diartikan sebuah institusi yang perduli untuk mengumpulkan artefak dan benda lain yang berasal dari sains, seni, budaya atau sejarah yang disajikan melalui sebuah pameran, baik yang permanen atau tidak (wikipedia.org). Yang perlu digarisbawahi dari definisi di atas adalah kata 'mengumpulkan'. Kenapa? Karena kata inilah yang nantinya akan membedakan dengan ide museum imajinatif. Jika benda-benda sains, seni, budaya atau sejarah itu dikumpulkan, berarti beda itu sebenarnya sudah pernah ada. Museum hanya punya konsep sebagai pengumpul. Museum imajinatif sudah tidak lagi menggunakan konsep 'mengumpulkan', tetapi lebih kepada 'berkreasi' atau 'menciptakan'. Lho, bukannya beda yang diciptakan berarti kemudian jadi ada, dan barang yang sudah ada berarti juga dikumpulkan? Tetap saja ada perbedaan mendasar antara 'mengumpulkan' dan 'menciptakan'. 'Menciptakan' berarti membuat sesuatu yang baru, belum pernah ada, terlepas apakah hal tersebut hasil kombinasi, modifikasi atau benar-benar sesuatu yang baru. Jika kita ke museum, pasti sudah biasa menyaksikan benda-benda dari masa lalu. Tapi jika nanti museum imajinatif jadi dibuat di Ancol, ini merupakan satu terobosan spektakuler dan semakin mengukuhkan bahwa Ancol berbeda dengan tempat liburan (sekaligus hiburan) yang lain. [caption id="attachment_157983" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber Gambar: knightfoundation.org"]

1327331796109265163
1327331796109265163
[/caption] Kenapa harus menciptakan museum imajinatif di Ancol? Tentu saja berhubungan dengan keuntungan jangka panjang yang lebih luas. Selain menguntungkan Ancol dalam menarik minat pengunjung (pemasukan tentunya hehe), juga punya manfaat buat kehidupan pengunjung. Bahkan sampai bermanfaat untuk mendukung visi Indonesia. Apa saja keuntungannya? Paling tidak ada 3 keuntungan spektakuler dengan hadirnya museum imajinatif. 1. Ancol mendukung visi Indonesia 2012 (dan ke depan), menggalakkan industri kreatif. Apa jadinya jika kita mulai dibiasakan menyaksikan sesuatu yang belum pernah ada? Inspirasi untuk menciptakan adalah yang langsung menjadi efeknya. Museum imajinatif diharapkan menjadi kiblat kreativitas. Siapapun yang butuh rujukan dalam menciptakan atau memunculkan ide baru, Ancol adalah yang paling sesuai. Begitu juga pengunjung yang tak punya tendensi khusus, begitu pulang langsung tertantang untuk mencipta. Ini berarti Ancol punya alasan yang langsung berhubungan dengan visi Indonesia. Jika ada hubungannya dengan visi Indonesia, berarti Ancol juga punya kontribusi untuk mewujudkan visi tersebut. 2. Ancol punya kontribusi untuk pola hidup kreatif Sehubungan dengan visi Indonesia kreatif, kita sebagai orang Indonesia seharusnya mengembangkan cara berpikir dan bertindak yang kreatif. Namun, jika kita terbiasa dengan apa yang sudah ada, maka itu akan memaku kita pada kenyamanan masa lalu. Ketika kita berusaha keras menciptakan hal baru, maka hal lama sudah pasti akan membelenggu. Kenapa hal ini terjadi? Karena kita terbiasa dengan apa yang sudah ada. Kita butuh memandang dengan cara baru, yaitu dengan mata imajinatif. Bagaimana mengasahnya? Membiasakan melihat apa yang belum pernah ada. Ini adalah cara melatih dan mengembangkan kreativitas. 3. Ancol jadi wadah kreativitas Selain menginspirasi dan membentuk pola hidup kreatif, Ancol juga mampu menjadi wadah kreasi anak bangsa. Dengan museum imajinatif, Ancol bisa mengadakan event-event atau program-program untuk menjaring hasil kreasi anak Indonesia. Kompetisi atau workshop kreatif juga bisa dilakukan di museum imajinatif yang kemudian hasil dari workshop bisa diletakkan di museum imajinatif. [caption id="attachment_157984" align="aligncenter" width="439" caption="Sumber Gambar: visitbgky.com"]
13273318511631834320
13273318511631834320
[/caption] Demikian ide kreatifku untuk Ancol, dan untuk Indonesia tentunya. Ayo dukung ide kreatif ini untuk Indonesia ini! Bagaimana pendapatmu tentang ide museum imajinatif? facebook Shared: http://www.facebook.com/cahyonorudi/posts/366470903368646 Twitter shared: https://twitter.com/#!/rudicahyo/statuses/161468704796852225 Tulisan Terkait

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun