Mohon tunggu...
rudiansyah g.kating
rudiansyah g.kating Mohon Tunggu... -

Mencoba bersuara dari ujung langit, batas rimba belantara dan awal tetesan air sekedar bersuara dan berharap mamberikan manfaat untuk kita dan anak-anak kita, setidaknya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit Bertanya

29 Oktober 2014   16:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit bertanya

Mengapa tak pernah kau lewati jalan ini?

Hai Wajah sayu yang menengok bimbang

Bintang adalah petunjuk

Bulan itu penerang

Langit bertanya

Mengapa tak jua kau takjub pada awan yang bergerak liar?

Burung menikmati terbang di cakrawala

Angin itu petunjuk

Mentari itu penerang

Langit bertanya

Mengapa kau tak juga tengadahkan wajah?

rupa kian usang untuk terus merunduk

hujan itu petunjuk

pelangi itu penerang

Langit bertanya

Mengapa

Kebebasan jiwa tak juga tergapai

N. Bulik, 27 Oktober 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun