Mohon tunggu...
rudiansyah g.kating
rudiansyah g.kating Mohon Tunggu... -

Mencoba bersuara dari ujung langit, batas rimba belantara dan awal tetesan air sekedar bersuara dan berharap mamberikan manfaat untuk kita dan anak-anak kita, setidaknya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batas Takdir

1 November 2014   20:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya sampai kita di ujung jalan ini

Lelah di buru lara di belantara

Ketakutanku adalah  kesetiaan

Menunggu  berakhir  sia-sia

Jalan ini

seperti batas takdir

Lelah mengayun langkah

sedang jiwa terluka

Kaki tak lagi kokoh dan raga rapuh

Sunandung napas  tidak terdengar merdu

Jiwa terbakar terik

sedang

Kau tak juga mau menggenggam tanganku

Maaf menjadi  percuma

Meratap tidak lagi berguna

Pinta bukan lagi bermakna

Memohon doa  telah  menjadi dosa

Jalan ini

Seperti batas takdir kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun