Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Debat Imajiner tentang Penciptaan atau Evolusi, Ibnu Rusyd Vs. Darwin Moderator Aristoteles

20 Januari 2025   21:38 Diperbarui: 20 Januari 2025   21:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat Imajiner: Penciptaan atau Evolusi

Peserta:

Ibnu Rusyd: Filosof Muslim yang mendukung teori penciptaan sebagai argumen keberadaan Tuhan.

Charles Darwin: Bapak teori evolusi, yang menekankan seleksi alam sebagai dasar perubahan makhluk hidup.

Moderator: Aristoteles, filosof Yunani yang netral, bertugas menjaga debat tetap fokus dan produktif.

Pendahuluan oleh Aristoteles:

"Selamat datang di forum dialog yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Hari ini kita akan menyelami salah satu topik terbesar dalam sejarah intelektual manusia: penciptaan versus evolusi. Ibnu Rusyd, Anda akan berbicara untuk mendukung penciptaan. Darwin, Anda akan memaparkan teori evolusi. Saya akan memberikan komentar di antara perdebatan untuk menyoroti poin penting. Kita mulai!"

Argumen Filosofis tentang Asal-Usul Kehidupan

Ibnu Rusyd: "Menurut saya, keteraturan dan keindahan alam semesta ini menjadi bukti nyata adanya Pencipta yang Maha Bijaksana. Segala sesuatu di alam ini tunduk pada hukum tertentu yang tidak mungkin muncul secara kebetulan."

Darwin: "Saya menghormati pandangan Anda, Ibnu Rusyd, tetapi teori saya menunjukkan bahwa keteraturan dan keragaman makhluk hidup adalah hasil dari seleksi alam. Proses ini memungkinkan makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya selama jutaan tahun."

Ibnu Rusyd: "Namun, Darwin, seleksi alam yang Anda sebut tetap membutuhkan awal. Siapakah yang menciptakan mekanisme seleksi alam itu sendiri? Apakah hukum alam dapat muncul tanpa perencana yang cerdas?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun