Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Smith Vs. Marx Dalam Debat Imajiner tentang Ekonomi dengan Moderator Keynes

18 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi, Kreasi Pribadi

Pengantar oleh Keynes

"Selamat datang dalam debat yang sangat ditunggu-tunggu! Hari ini, kita akan menyaksikan duel abadi antara dua tokoh besar dalam dunia ekonomi: Adam Smith, Bapak Kapitalisme, dan Karl Marx, Sang Penentang Sistem Kapitalis. Kedua pemikir ini punya pandangan yang sangat berbeda tentang bagaimana dunia ekonomi seharusnya berfungsi. Saya John Maynard Keynes sebagai moderator, di sini hanya untuk memastikan bahwa tidak ada yang 'kapitalis' atau 'komunis' yang terlalu bersemangat... tapi jangan khawatir, saya juga siap memberikan pandangan saya—sedikit. Silahkan Tuan Smith, Anda mulai dengan tema dasar filosofi ekonomi".

Dasar Filosofi Ekonomi

Adam Smith:
"Begini, Tuan Marx, kapitalisme bukanlah monster jahat seperti yang Anda bayangkan. Kapitalisme adalah sistem yang memberi kebebasan kepada individu untuk mengejar kepentingannya. Dalam sistem ini, setiap orang, jika diberi kebebasan, akan berusaha untuk meningkatkan diri mereka dan berkontribusi pada masyarakat. Ini seperti—ya—kejuaraan olahraga, di mana setiap pemain berkompetisi untuk meraih medali emas, dan itu membawa kemajuan bagi semua orang."

Karl Marx :
"Kejuaraan olahraga, ya? Jika kita melihat sistem Anda, saya rasa itu lebih mirip dengan pertandingan tinju di mana hanya satu orang yang menang—dan itu bukanlah rakyat! Kapitalisme menciptakan pembagian yang sangat tidak adil dalam kekayaan. Mereka yang memiliki modal bisa bermain di lapangan yang lebih besar, sementara buruh yang menghasilkan barang-barang tersebut hanya mendapat sedikit, atau bahkan tidak mendapat apa-apa. Jadi, di mana keadilan dalam sistem itu?"

Keynes :
"Ah, jadi kalau begitu, kita sedang berbicara tentang kejuaraan yang diatur oleh siapa yang punya uang, bukan? Baiklah, saya kira dalam sistem ini, saya akan menjadi wasit yang sedikit lebih adil, memastikan semua orang dapat kesempatan yang sama. Hanya saja, kadang-kadang, saya khawatir wasit ini juga bisa terpengaruh oleh sponsor yang punya uang lebih banyak."

Adam Smith :
"Saya mengerti maksud Anda, Tuan Marx, tetapi Anda lupa bahwa kapitalisme juga menciptakan insentif untuk bekerja keras dan berinovasi. Jika saya bisa meraih keuntungan dari usaha saya, saya akan lebih termotivasi untuk menciptakan barang atau jasa yang lebih baik. Jadi, dalam ekonomi yang bebas, itu adalah kemenangan bagi semua orang. Bayangkan dunia di mana semuanya berjalan dengan efisien—seperti pabrik yang menghasilkan barang berkualitas, bukan malah berlarut-larut dalam kerumitan politik."

Karl Marx :
"Efisiensi? Tuan Smith, apa yang Anda sebut efisiensi, saya sebut eksploitasi. Sistem kapitalisme tidak mendorong inovasi demi kesejahteraan masyarakat, tetapi demi keuntungan segelintir orang. Anda berbicara tentang pasar bebas, tapi pasar itu tak pernah bebas bagi mereka yang tak punya apa-apa. Mereka yang miskin selalu dipaksa bekerja lebih keras untuk mendapatkan sedikit uang, sementara para kapitalis duduk santai di kursi mewah mereka."

Keynes :
"Baiklah, Tuan Marx, meskipun saya cenderung setuju bahwa tidak semua orang merasakan keuntungan yang sama, saya juga tidak bisa menyangkal bahwa inovasi terjadi di kapitalisme. Tapi tentu, terlalu banyak inovasi juga bisa membuat orang sakit kepala—seperti terlalu banyak gadget canggih yang membuat hidup lebih rumit."

Adam Smith :
"Sistem yang Anda tawarkan, Tuan Marx, berfokus pada pemerataan, yang tampaknya sempurna di atas kertas. Namun, sejarah menunjukkan bahwa sistem yang terlalu terpusat cenderung berakhir dengan kekurangan inovasi dan kemunduran. Kita tidak bisa mengorbankan kebebasan individu demi pemerataan yang sempurna. Saya lebih suka sistem di mana orang dapat memilih apa yang mereka inginkan dan bekerja keras untuk mencapainya. Itu adalah jalan menuju kemakmuran!"

Karl Marx :
"Sistem yang terlalu terpusat? Itu seperti melabeli ‘reformasi’ sebagai ‘kehilangan kebebasan.’ Kapitalisme telah membuat segelintir orang kaya raya sementara sebagian besar masyarakat menderita. Di mana kebebasan untuk mereka yang terpinggirkan? Dalam sistem yang Anda tawarkan, siapa yang punya kekuatan untuk mengatur pasar? Kapitalis! Anda sebut kebebasan, saya sebut penindasan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun