Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Termenung

17 Januari 2025   05:45 Diperbarui: 17 Januari 2025   05:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Termenung

Malam ini langit tak berbintang,
Sunyi menusuk hingga ke tulang.
Kucoba merenungkan, hidup yang terasa pilu,
Mengapa langkah terasa selalu terpaku?
Adakah makna yang tersembunyi di balik redup?
Atau hanya bayangan yang tak pernah cukup?

Sore ini angin bertiup pelan,
Daun-daun menari dalam irama kesunyian.
Kucoba merenungkan, setiap jalan yang kulalui,
Adakah jejakku bermakna dalam mimpi yang kutuju?
Ataukah aku hanya pengembara tanpa arah?
Tertinggal di persimpangan dengan hati yang gundah.

Pagi ini mentari mulai mengintip malu,
Cahaya lembutnya menembus embun yang kelu.
Kucoba merenungkan, setiap detik yang berlalu,
Adakah aku cukup berarti untuk waktu?
Ataukah aku hanya bayang di cermin waktu yang retak?
Menggapai harapan di ujung langkah yang rapuh.

Siang ini panas membakar wajah bumi,
Peluh mengalir, menyatu dengan sunyi.
Kucoba merenungkan, arti dari setiap perjuangan,
Mengapa kadang rasanya begitu menyesakkan?
Apakah ini ujian, ataukah hanya beban?
Di mana jawaban atas semua keraguan?

Malam ini desir angin membawa kenangan,
Waktu seolah berhenti di antara kerinduan.
Kucoba merenungkan, suara-suara masa lalu,
Mengapa masih terasa dekat dalam jiwaku?
Apakah hati ini tak mampu melupakan?
Atau kenangan itu memang tak pernah ingin kulenyapkan?

Sore ini senja berwarna jingga,
Langit seperti kanvas, melukis cerita.
Kucoba merenungkan, tentang mimpi-mimpi yang hilang,
Adakah kesempatan untuk memulai ulang?
Ataukah waktu sudah tak mengizinkan?
Meninggalkanku dalam penantian tanpa jawaban.

Pagi ini kicau burung membangunkan dunia,
Namun hatiku tetap terjebak dalam sepi yang sama.
Kucoba merenungkan, kebahagiaan yang kurindu,
Mengapa tak kunjung hadir di pelukan waktu?
Apakah aku terlalu sibuk mencari,
Hingga lupa untuk melihat yang sudah ada di sini?

Siang ini bayang-bayang mulai memanjang,
Waktu terus berjalan, tak pernah berhenti barang sebentar.
Kucoba merenungkan, setiap luka dan senyum,
Apa yang telah kuberi untuk dunia yang mengharum?
Adakah cinta yang cukup untuk dibagi,
Ataukah hatiku terlalu rapuh untuk berbagi?

Malam ini hujan turun perlahan,
Membasuh bumi dengan rasa kelegaan.
Kucoba merenungkan, apa arti dari tangisan,
Adakah ia pesan dari jiwa yang kedinginan?
Ataukah hanya pelipur dalam kesedihan,
Mengiringi hati menuju ketenangan?

Sore ini bayu membawa aroma tanah basah,
Seolah memberi pesan tentang harapan yang tak pernah lelah.
Kucoba merenungkan, ke mana langkah akan berujung,
Apakah di sana ada kebahagiaan yang kujunjung?
Atau hanya kekosongan yang semakin dalam,
Membuatku termenung dalam diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun