Angin Lalu
Aku HanyalahAku melintas di antara gelap dan terang,
Menyusuri waktu tanpa jejak yang tetap,
Aku akan pergi, tanpa pernah kembali.
Hidupku bagai bayang yang tak terpaut,
Karena hidupku hanya cerita singkat.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Di antara pepohonan yang berbisik sendu,
Aku mengantar pesan yang tak terdengar,
Aku akan pergi, meninggalkan debu.
Langkahku ringan, tak membekas di bumi,
Karena hidupku hanyalah perjalanan.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Aku singgah pada wajah yang tak tersenyum,
Mengusap duka tanpa bisa menghapusnya,
Aku akan pergi, tanpa pamit dan doa.
Ragam rasa kusapa dalam perjalanan,
Karena hidupku seperti musim berganti.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Malam menantiku dengan sunyi tak bertepi,
Aku menari di atas hamparan kegelapan,
Aku akan pergi, membawa semua kenangan.
Bintang bersaksi atas tiap langkahku,
Karena hidupku bagaikan lagu tak selesai.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Di pagi yang cerah aku menjelma mimpi,
Mengelus lembut bunga-bunga yang tertidur,
Aku akan pergi, sebelum mereka terbangun.
Tiada yang mengenalku, tiada yang tahu,
Karena hidupku hanyalah misteri kecil.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Aku menatap lautan yang tak bertepi,
Gelombang mengundangku untuk menari,
Aku akan pergi, meninggalkan pasir-pasir.
Langit biru menjadi cermin yang pudar,
Karena hidupku hanyalah seberkas bayang.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Aku mendengar rintihan daun yang jatuh,
Merangkulnya sebelum tanah menjadi rumah,
Aku akan pergi, tanpa bekas yang tertinggal.
Takdir memelukku dengan erat tanpa ragu,
Karena hidupku hanya persinggahan fana.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Rintik hujan menjadi irama langkahku,
Membasuh luka-luka yang tak pernah sembuh,
Aku akan pergi, sebelum pelangi terbit.
Waktu terus berlari, aku terus mengejarnya,
Karena hidupku bagai pasir yang beterbangan.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Aku menantang badai dengan suara sunyi,
Mengitari gunung yang berdiri megah,
Aku akan pergi, tanpa takluk pada puncak.
Debu-debu mengiringiku dengan pasrah,
Karena hidupku hanyalah tiupan kecil.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.
Pada kota yang penuh hiruk-pikuk manusia,
Aku membawa segenggam damai yang hilang,
Aku akan pergi, saat cahaya pudar.
Wajah-wajah asing menjadi saksi bisu,
Karena hidupku adalah perjalanan tiada akhir.
Berhembuslah, aku hanyalah angin lalu.