Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Hanyalah Bayangan : Sebuah Prosa Refleksi

11 Januari 2025   15:40 Diperbarui: 16 Januari 2025   18:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Pixabay)

Kita Hanyalah Bayangan

Kita hanyalah bayangan, sebuah jejak samar yang menari di bawah cahaya kehidupan. Dalam denting waktu yang tak pernah berhenti, kita sering lupa bahwa keberadaan kita sesungguhnya rapuh dan sementara. Bayangan, seperti kita, tidak abadi, ia ada karena cahaya, lalu hilang ketika gelap datang. Jika kita hanyalah pantulan yang sementara, bukankah sia-sia menghabiskan waktu untuk hal-hal yang melukai atau merusak? Hidup ini singkat, seperti bayangan senja yang segera lenyap ketika malam tiba. Maka, mari renungkan: apa yang ingin kita tinggalkan ketika bayangan kita akhirnya memudar?

Dalam ketidaksempurnaan kita sebagai bayangan, selalu ada peluang untuk menjadi pantulan yang membawa kebaikan. Sebagaimana cahaya memberi kehidupan pada bayangan, kasih sayang dan kebaikan memberi makna pada keberadaan kita. Hidup yang diisi dengan kebencian dan dendam hanya akan meninggalkan kehampaan. Sebaliknya, berbagi cinta dan kebahagiaan menciptakan kenangan indah yang akan bertahan, meski kita telah tiada. Tidakkah lebih baik jika bayangan kita dikenang sebagai pelita, bukan kegelapan? Sebab sejatinya, kebahagiaan tidak ditemukan dalam keserakahan, melainkan dalam memberi.

Bayangan tidak pernah hidup untuk dirinya sendiri, begitu pula kita. Kita diciptakan untuk saling melengkapi, saling membantu, dan saling menguatkan. Ketika kita melukai orang lain, bayangan kita menjadi buram, terpecah oleh kesalahan yang kita buat. Namun, saat kita berbagi dan menolong, bayangan kita menyatu dengan cahaya kebaikan yang lebih besar. Dalam kebersamaan, hidup menjadi lebih indah, dan bayangan kita meninggalkan jejak terang bagi dunia. Bukankah itu yang seharusnya kita kejar?

Setiap manusia pasti pernah merasa kecil, tak berarti, seperti bayangan yang terinjak tanpa disadari. Tetapi, sekecil apa pun kita, selalu ada peluang untuk membuat perbedaan. Bayangan yang lemah sekalipun dapat menjadi penanda arah bagi mereka yang tersesat. Tidak ada perbuatan baik yang terlalu kecil, tidak ada kasih yang sia-sia. Sebab dalam dunia yang penuh gelap, bahkan secercah cahaya mampu mengubah segalanya. Kita hanya perlu memulainya, dari hal yang paling sederhana: senyum, maaf, dan uluran tangan.

Namun, ada pula manusia yang memilih mengabaikan kebenaran ini. Mereka mengejar harta, kekuasaan, atau kesenangan yang semu, seolah bayangan mereka akan abadi. Padahal, apa yang diperoleh dengan cara menyakiti atau mengorbankan orang lain hanya akan meninggalkan kehancuran. Tidak ada kekayaan yang mampu menebus hati yang terluka, tidak ada kekuasaan yang bisa membeli waktu yang hilang. Semua itu hanya ilusi, seperti bayangan yang tampak besar namun sebenarnya rapuh. Maka, mari hindari kesia-siaan itu sebelum terlambat.

Kita sering lupa bahwa bayangan tidak bisa berdiri sendiri, ia hanya ada karena cahaya yang memancar. Begitu pula kita, tidak bisa hidup tanpa cinta, harapan, dan iman yang menjadi sumber kekuatan kita. Dalam perjalanan hidup, kita akan menemukan banyak gelap, tetapi jangan biarkan itu membuat kita berhenti melangkah. Sebab, setiap langkah kecil kita membawa cahaya baru ke dunia yang sering kali penuh kegelapan. Jadilah bayangan yang menyatu dengan terang, bukan yang larut dalam kegelapan.

Memaafkan, meski sulit, adalah salah satu cara kita menjadi bayangan yang lebih indah. Luka yang dipertahankan hanya akan menjadi beban, seperti bayangan yang terjerat dalam rantai gelap. Ketika kita melepaskan dendam, kita membebaskan diri dan orang lain untuk menjadi lebih baik. Dengan memaafkan, kita tidak hanya memberi terang pada diri sendiri, tetapi juga pada orang-orang di sekitar kita. Ingatlah, setiap bayangan, betapa pun buramnya, selalu memiliki peluang untuk bersinar kembali.

Berbagi adalah inti dari kehidupan, sebagaimana bayangan dan cahaya saling melengkapi. Ketika kita memberi, kita bukan kehilangan, melainkan menciptakan kebahagiaan yang berlipat ganda. Berbagi tidak harus besar, cukup dengan kehadiran, kata-kata baik, atau sekadar mendengarkan. Hal-hal kecil ini mungkin tampak sepele, tetapi dampaknya sangat besar bagi mereka yang membutuhkannya. Sebagaimana cahaya kecil dapat menerangi ruangan gelap, begitu pula kebaikan kecil dapat mengubah kehidupan seseorang.

Pada akhirnya, hidup kita hanya sekejap, seperti bayangan yang berlari mengikuti waktu. Tidak ada yang abadi, bahkan kenangan akan memudar seiring berjalannya generasi. Tetapi, kebaikan yang kita tanam akan terus berbuah, meskipun kita tidak lagi di sini. Jadikanlah hidup ini lebih dari sekadar pantulan, tetapi cerminan kasih yang tulus. Kita tidak pernah tahu seberapa besar dampak dari satu perbuatan baik, namun pasti ada jejak terang yang akan terus hidup.

Ketika bayangan kita akhirnya lenyap, apa yang ingin kita tinggalkan di dunia ini? Apakah luka, atau kebahagiaan? Apakah kegelapan, atau terang? Pilihan itu ada di tangan kita setiap hari, dalam setiap langkah, kata, dan tindakan. Maka, biarlah bayangan kita menjadi pelita kecil di dunia yang gelap, dan hidup kita menjadi cerita tentang cinta, harapan, dan kebaikan. Karena pada akhirnya, hidup ini hanyalah sekejap, tetapi maknanya bisa abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun