Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sirna

7 Januari 2025   15:10 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah kucoba bertanya pada daun yang gugur,
Adakah hidup ini lebih dari sekadar hancur?
Telah kucoba bertanya pada aliran sungai kecil,
Namun ia hanya berbisik, membawa rindu yang kerdil.
Telah kucoba bertanya pada ilalang yang meliuk,
Dan ia berkata, "Kau hanyalah sepi yang terhimpit waktu."

Telah kucoba bertanya pada gunung yang kokoh,
Mungkinkah aku bertahan meski langkahku roboh?
Telah kucoba bertanya pada batu yang diam,
Namun ia tak memberi arah, hanya membuatku karam.
Telah kucoba bertanya pada bayangan senja,
Dan jawabannya adalah kelam yang tak pernah reda.

Telah kucoba bertanya pada jalan yang sunyi,
Akankah aku temukan makna di ujung ini?
Telah kucoba bertanya pada cahaya yang redup,
Namun ia terus padam, tenggelam dalam gelap tubuh.
Telah kucoba bertanya pada malam yang bisu,
Dan ia menjawab dengan keheningan yang membeku.

Telah kucoba bertanya pada hujan yang deras,
Apakah tangisku akan lenyap bersama deras?
Telah kucoba bertanya pada pelangi yang samar,
Namun warnanya hilang, termakan kabut tegar.
Telah kucoba bertanya pada angin yang dingin,
Dan ia hanya melenggang, membawa duka ke angin.

Telah kucoba bertanya pada laut tak bertepi,
Akankah ada akhir bagi gelombang yang menepi?
Telah kucoba bertanya pada burung yang melintas,
Namun ia terbang jauh, meninggalkan harapan yang lemas.
Telah kucoba bertanya pada pasir yang tersebar,
Dan ia tetap diam, membisu tanpa sadar.

Telah kucoba bertanya pada hati yang sunyi,
Mungkinkah ada cahaya di tengah gelap ini?
Telah kucoba bertanya pada doa-doa yang usang,
Namun tak ada balasan, hanya sepi yang bimbang.
Telah kucoba bertanya pada waktu yang fana,
Dan ia hanya berlari, meninggalkan luka yang ada.

Telah kucoba bertanya pada pohon yang renta,
Adakah makna dalam hidup yang kian merenta?
Telah kucoba bertanya pada bayangan kenangan,
Namun ia hanya menghadirkan rasa kehilangan.
Telah kucoba bertanya pada hari yang kelam,
Dan ia terus diam, menutup semua harap malam.

Telah kucoba bertanya pada jiwa yang terluka,
Akankah semua ini berakhir tanpa air mata?
Telah kucoba bertanya pada langkah yang tertatih,
Namun ia terus tersendat, lemah dan perih.
Telah kucoba bertanya pada mimpi yang sirna,
Dan ia berkata, "Kau hanya bayang di dunia fana."

Telah kucoba bertanya pada dunia yang bisu,
Mungkinkah aku keluar dari duka yang membeku?
Telah kucoba bertanya pada harapan yang pudar,
Namun ia terus menjauh, tak ingin mendengar.
Telah kucoba bertanya pada cinta yang hilang,
Dan ia hanya meninggalkan luka yang terus datang.

Telah kucoba bertanya pada diri yang rapuh,
Apakah aku akan tenggelam dalam kelelahan tubuh?
Telah kucoba bertanya pada suara dalam hati,
Namun ia pun lirih, tak mampu lagi memberi arti.
Telah kucoba bertanya pada semua yang ada,
Dan kutemukan jawabannya hanyalah sirna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun