Sudah kucoba menyulam harapan di tengah gelap malam,
Menyusun mimpi dari puing-puing keputusasaan,
Namun badai terus datang tanpa jeda,
Putus asa merayap di sela-sela doa,
Apakah ini akhir dari perjuangan panjang,
Ataukah hanya jeda dalam langkahku yang pincang?
Sudah kucoba berdiri di atas reruntuhan jiwa,
Membalut luka dengan doa-doa sunyi,
Namun nyeri tetap menghujam tanpa ampun,
Putus asa menggulung seluruh asa yang kupunya,
Apakah Tuhan masih mendengar tangisanku,
Atau telah pergi meninggalkan aku dalam kelam?
Sudah kucoba mencari terang di balik kelabu,
Menyalakan lentera di tengah badai kejam,
Namun sinarnya redup, lenyap ditelan angin,
Putus asa mengunci pintu harapan terakhir,
Adakah jalan lain yang tak kutemukan,
Ataukah ini hanya ujian yang terlalu berat?
Sudah kucoba menggenggam erat sisa-sisa mimpi,
Meski retaknya tak bisa lagi kurekatkan,
Namun kehampaan ini terus memelukku erat,
Putus asa mengubah mimpi jadi bayang semu,
Dimanakah akhir dari lorong gelap ini,
Ataukah aku terjebak selamanya di dalamnya?
Sudah kucoba menangis hingga tak ada lagi air mata,
Meluapkan semua luka yang tersembunyi,
Namun tangis ini hanya menggema dalam sunyi,
Putus asa menyelimuti batinku tanpa ampun,
Masihkah ada hari di mana aku dapat tersenyum,
Atau semua ini hanya cerita tanpa akhir bahagia?
Sudah kucoba melawan gelombang kehidupan,
Meski tubuhku rapuh diterjang kesakitan,
Namun ombak ini terlalu kuat menghantam,
Putus asa meruntuhkan tembok keyakinanku,
Adakah surga di balik neraka ini,
Atau semuanya hanya ilusi yang kurangkai?
Sudah kucoba berbicara pada diriku sendiri,
Menguatkan hati yang hampir patah,
Namun suaraku hilang dalam riuh sunyi,
Putus asa menutup telinga dan hatiku,
Masihkah ada suara yang akan menjawabku,
Atau aku hanya berbicara pada kehampaan?
Sudah kucoba menyulam cinta dari serpihan luka,
Namun benang itu terlalu rapuh untuk bertahan,
Dan angin menggoyahkan semuanya kembali,
Putus asa mengganti cinta dengan kehampaan,
Dimanakah janji-janji yang dulu kukira nyata,
Ataukah semuanya hanya fatamorgana?
Sudah kucoba mengais sisa keberanian yang ada,
Namun langkahku terlalu berat untuk dilangkahkan,
Dan setiap jejak hanya meninggalkan rasa perih,
Putus asa mencengkramku hingga tak bisa bergerak,
Masihkah ada ruang untukku melangkah lagi,
Ataukah aku harus menyerah pada kekalahan?
Sudah kucoba menerjemahkan arti dari penderitaan,
Namun maknanya terlalu kabur untuk kupahami,
Dan setiap kata hanya meninggalkan kebingungan,
Putus asa menjadi bahasa yang menguasai,
Apakah penderitaan ini ada akhirnya,
Ataukah ia hanya siklus yang tak pernah berhenti?