Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Usang

5 Januari 2025   00:50 Diperbarui: 5 Januari 2025   00:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Usang

Pagi datang perlahan, menyapa tanah
Langit abu-abu, sepi tanpa cerita
Angin berbisik di antara dedaunan
Sesekali hujan turun merintih
Walau usang oleh waktu, tapi puisi ini tetap hidup
Menyapa mereka yang melintasi waktu yang berlalu

Daun-daun kering jatuh ke tanah basah
Tanpa suara, hanya jejak kaki yang tersisa
Pikiran melayang jauh ke masa lalu
Hati yang terbungkus rindu menunggu
Walau usang oleh kenangan, tapi puisi ini tak terlupakan
Mengalirkan rasa yang penuh harapan

Malam datang dengan gemerlap bintang
Suara jangkrik menjadi lagu yang abadi
Dalam senyap, hanya bisikan angin terdengar
Berulang, mimpi-mimpi menyentuh hati
Walau usang oleh momen yang hilang, tapi puisi ini menenangkan
Di tiap baris yang mengalir, selalu ada kedamaian

Kota yang ramai, masih tetap sama
Lalu lintas tak pernah berhenti berdesakan
Langkah kaki terasa berat, namun penuh arti
Di balik semua kebisingan itu, ada keheningan
Walau usang oleh kebisingan, tapi puisi ini hadir kembali
Menemani jiwa yang sepi dalam diam

Matahari terbenam, menyisakan keemasan
Mentari yang perlahan menghilang, menyisakan bayang
Di langit yang semakin kelam, kegelapan tiba
Namun hati tetap terang, dengan secercah harapan
Walau usang oleh malam yang gelap, tapi puisi ini tetap bersinar
Menemani hari yang akan datang

Semilir angin malam terasa dingin
Tetapi bintang-bintang tetap menggantung tinggi
Hujan turun deras, menari di atas tanah
Namun puisi ini tetap ada, mengisi ruang kosong
Walau usang oleh hujan yang datang, tapi puisi ini tidak pernah hilang
Mengisi setiap ruang yang terasa kosong

Bunga-bunga yang layu, berguguran satu persatu
Namun keindahan tetap terpancar dalam kenangan
Waktu berlalu, namun tak memadamkan cahaya
Kehidupan tetap tumbuh, meski penuh luka
Walau usang oleh waktu yang membunuh, tapi puisi ini tetap hidup
Membangkitkan semangat di setiap denyutnya

Gemuruh ombak di laut yang luas
Terdengar seperti musik yang tak pernah usai
Pantai yang sepi, namun penuh cerita
Bergulung dalam kenangan yang tak terlupakan
Walau usang oleh pasang surut, tapi puisi ini tetap ada
Menghantar jiwa ke pelukan kebebasan

Langit yang cerah kini berubah kelabu
Awan tebal menutupi sinar matahari
Namun dalam kegelapan, ada secercah cahaya
Yang tetap mengalir dalam setiap kata
Walau usang oleh awan yang gelap, tapi puisi ini terus bersinar
Menemani mereka yang berharap

Jejak kaki tertinggal di pasir yang basah
Meninggalkan kisah yang tak terungkapkan
Dalam keheningan, ada cerita yang hilang
Namun tetap ada harapan yang tak pudar
Walau usang oleh perjalanan yang panjang, tapi puisi ini tetap terukir
Dalam setiap langkah yang ditinggalkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun