Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ajar Aku Kembali ke Jalan-Mu

29 Desember 2024   02:50 Diperbarui: 29 Desember 2024   10:05 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sedang berdoa ( iStock )

Ajar Aku Kembali pada Jalan-Mu

Terlalu sering aku melangkah tanpa arah,
Bagai angin yang terbawa badai tanpa kompas,
Tersesat dalam gelap, tak pernah menemukan terang,
Menelusuri lorong kehidupan dengan hati yang buta,
Mengabaikan cahaya petunjuk-Mu yang megah,
Ajar aku kembali pada jalan-Mu, ya Cahya, yang terang benderang.

Terlalu sering aku menyombongkan diri yang fana,
Membangun istana pasir di atas lautan ego,
Mengira segala mampu tanpa kasih-Mu yang nyata,
Lupa bahwa semua hanyalah titipan semata,
Menyakiti hati sesama dengan kata-kata yang penuh duri,
Ingatkan aku akan kecilnya aku di hadapan-Mu, Tuhan, yang Maha Agung.

Terlalu sering aku berjanji tanpa kesungguhan,
Mengucapkan doa-doa yang hanya di bibir belaka,
Menulis harapan pada secarik kertas tanpa tinta yang jujur,
Ingkar pada amanah-Mu yang penuh keagungan,
Menyisakan luka bagi hati mereka yang percaya,
Peringatkan aku untuk menghormati waktu-Mu yang tak ternilai.

Terlalu sering aku membiarkan amarah menguasai,
Seperti api yang membakar dalam hati yang penuh dendam,
Hingga lupa memaafkan dan mengasihi sesama,
Menjadi duri dalam hidup mereka yang kucintai,
Menghancurkan harapan dengan sikap tak bermakna,
Ajar aku untuk mengendalikan diriku, ya Tuhan, yang penuh kasih.

Terlalu sering aku menutup mata pada kebenaran,
Bagai daun yang terjatuh dari pohon tanpa arah,
Menyulut api dusta untuk menyelamatkan diriku,
Mengkhianati kepercayaan mereka yang tulus,
Mencari keuntungan dari derita dan lelah mereka,
Ingatkan aku akan beratnya amanah yang Kau titipkan.

Terlalu sering aku berpaling dari doa dan ibadah,
Menutup pintu hati dari sinar cahaya-Mu yang hakiki,
Mencari dunia yang sementara dengan serakah,
Lupa bahwa hidup ini hanyalah sebentar saja,
Menghabiskan waktu pada hal yang sia-sia,
Peringatkan aku agar selalu mengingat-Mu dalam setiap langkah.

Terlalu sering aku membenci tanpa alasan,
Bagai gunung yang memendam badai tanpa hujan,
Menghakimi sesama dengan hati yang penuh prasangka,
Mengutuk tanpa peduli perasaan mereka,
Membiarkan iri hati dan dengki menyelubungi jiwa,
Ajar aku untuk mencintai dengan tulus, ya Tuhan yang Maha Penyayang.

Terlalu sering aku melupakan nikmat-Mu yang luas,
Seperti daun yang terombang-ambing di tengah badai,
Menganggap semua adalah hasil dari usahaku,
Mengeluh tanpa menyadari karunia yang Kau limpahkan,
Menyia-nyiakan rahmat-Mu yang begitu besar,
Ingatkan aku untuk selalu bersyukur pada-Mu, Tuhan yang Maha Pemurah.

Terlalu sering aku melukai hati mereka yang lemah,
Menjadi awan gelap di atas langit yang cerah,
Menyombongkan kekuatan di depan yang tak berdaya,
Mengabaikan tangisan mereka yang memohon uluran tangan,
Membiarkan duka menyelimuti hidup mereka,
Peringatkan aku agar rendah hati di hadapan-Mu, yang Maha Segalanya.

Terlalu sering aku lupa pada perintah-Mu yang suci,
Melangkah tanpa petunjuk, seakan tahu segalanya,
Membenarkan dosa dengan alasan yang tak berarti,
Menganggap waktu untuk bertobat masih panjang,
Menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki diri,
Ajar aku untuk segera bertobat, ya Tuhan, yang Maha Pengampun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun