Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Izinkan Aku Berlalu

28 Desember 2024   15:22 Diperbarui: 28 Desember 2024   15:22 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit malam tak lagi memanggil namaku,
Bintang-bintang berbicara dalam bahasa bisu,
Di bawah bayang-bayang, aku berdiri sendiri,
Mengucap doa terakhir untuk cinta yang pergi,
Izinkan aku, melanjutkan perjalanan ini.

Aku menanam doa di tanah yang asing,
Berharap ia tumbuh tanpa perlu aku singgah,
Seperti awan yang membawa hujan tanpa nama,
Biarkan aku menghilang di cakrawala yang jauh,
Izinkan, tanpa dendam atau sesal.

Cinta yang dulu terang kini redup,
Seperti pelita yang habis sumbunya,
Aku mengerti, tak semua yang indah kekal,
Kadang, kita harus melepaskan dengan tabah,
Izinkan aku meninggalkan bekas ini.

Tak ada lagi kata yang ingin kuucap,
Semuanya telah menjadi debu di pelataran waktu,
Mungkin, esok hari akan lebih cerah tanpaku,
Atau mungkin hanya sunyi yang tinggal bersama,
Izinkan aku berlalu, mencari arah baru.

Angin malam merasuk hingga ke tulang,
Membawa pesan yang tak sempat kubaca,
Aku hanya ingin kau tahu satu hal,
Bahwa pergi tak selalu berarti tak peduli,
Izinkan aku menutup bab yang ini.

Di cakrawala, kulihat mentari terbenam,
Seperti janjiku yang tenggelam tanpa salam,
Aku berjalan tanpa menoleh ke belakang,
Meninggalkan bayangmu di bawah awan,
Biarkan aku pergi, sebab ini yang terbaik.

Jika ada kata terakhir yang kau tunggu,
Dengarkan sunyi ini, itulah jawabanku,
Aku memilih diam untuk menjaga hati,
Karena bicara hanya menambah duri,
Izinkan aku berlalu, dengan cinta yang sirna.

Aku titipkan kenangan di angin yang berhembus,
Semoga ia membawanya ke tempat yang layak,
Tak perlu kau cari, biarkan ia lenyap,
Seperti air di sela-sela jari yang mengalir,
Biarkan aku pergi, tanpa lagi menoleh.

Jalan ini panjang, tapi aku tak gentar,
Karena aku tahu, setiap akhir adalah awal,
Meski kita terpisah oleh ruang yang tak terjamah,
Aku percaya, hati ini akan tetap tabah,
Izinkan aku melangkah, menuju cahaya lain.

Dan jika suatu hari kita bertemu di persimpangan,
Jangan tanyakan mengapa aku pergi dulu,
Hanya tataplah langit, dan dengar bisikan,
Bahwa cinta sejati tak pernah benar-benar hilang,
Tapi kini, izinkan aku berlalu, dengan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun