Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersimpuh di Lirikanmu

15 Desember 2024   02:32 Diperbarui: 15 Desember 2024   02:32 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tersenyum, Koleksi Rudi Sinaba (dibuat memakai Meta AI)

Tersimpuh di Lirikanmu

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak mampu berkata,
Segala lidah membeku dalam jeda semesta,
Ruang terasa hampa, menggemakan cinta,
Sorotmu menjelma nyala, membakar jiwa,
Namun aku hanya diam, menatap tanpa daya.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak dapat berpaling,
Pesonamu seperti purnama di langit bening,
Menyihir malam dengan keindahan tak bertepi,
Wajahmu adalah lukisan sang Ilahi,
Dan aku terkurung dalam harapan yang tak terucap.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak bisa melawan,
Dada penuh getar yang tak pernah tertahan,
Hatiku seperti badai, menggapai dalam sunyi,
Tapi keheninganmu adalah penjara suci,
Tempat segala rasa meronta tanpa jawab.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak kuasa berdiri,
Kakiku lunglai, seperti patah di tiap arti,
Di antara sorot mata yang menyimpan rahasia,
Ada dunia yang ingin kugenggam dalam asa,
Namun selalu terlepas dalam keraguan fana.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak mampu bermimpi,
Segala harapan tertutup oleh kabut pagi,
Aku tenggelam di samudra gelisah tak bertepi,
Menanti lirikan itu menjadi sebuah janji,
Tapi selalu saja berakhir dengan sunyi.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak dapat bersuara,
Cahaya matamu meluruhkan segala daya,
Aku hanya bisa memahat doa dalam dada,
Agar lirikanmu menjadi nafas cinta,
Yang hidup selamanya dalam keabadian rasa.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak bisa berpura,
Setiap detik bersamamu adalah nyata,
Namun aku hanya bayang di matamu yang gemilang,
Menyimpan perasaan di lorong yang panjang,
Berharap cinta tak sekadar bayangan.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak kuasa melupa,
Setiap detil wajahmu adalah cerita,
Yang kutulis dalam hati dengan tinta air mata,
Namun cerita itu hanya berakhir dalam luka,
Luka yang indah karena penuh cinta.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak mampu menyangkal,
Bahwa dirimu adalah takdir yang mengental,
Dalam setiap liku dan jalan hidupku,
Ada kau, bayang yang selalu membelenggu,
Namun aku tahu, aku takkan sampai padamu.

Tersimpuh di lirikanmu, aku tak dapat berhenti,
Setiap langkah membawa bayang wajahmu pergi,
Namun hati ini selalu kembali mencari,
Mengulang kisah yang selalu berakhir sunyi,
Karena cintaku bagimu hanya ilusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun