Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kulihat Luka di Senyummu

15 Desember 2024   00:27 Diperbarui: 15 Desember 2024   00:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
7 Alasan tetap Tersenyum (Sumber : Fimela)

Kulihat Luka di Senyummu

Kulihat luka di senyummu yang tersembunyi,
Tertawa riang, namun hati masih terluka.
Setiap senyum itu menutupi duka lama,
Menyembunyikan kisah yang tak bisa terucap.
Tapi matamu, oh, matamu, berbicara lebih banyak.

Ada beban yang tak terlihat, terpendam jauh,
Di balik tawa yang seolah tak berujung.
Penuh kepedihan yang terselip dalam ketenangan,
Senyuman itu hanya pelindung semata.
Namun luka itu tetap mengalir dalam diam.

Mungkin kau tak ingin orang tahu tentang rasa,
Tentang bagaimana hatimu pecah dan retak.
Kau tutupi dengan tawa yang kau paksakan,
Namun setiap senyummu menunjukkan kepahitan.
Kulihat luka di senyummu yang tak terhapus.

Terkadang senyum itu datang begitu cepat,
Hanya untuk menutupi kesedihan yang mengganggu.
Di dalam hatimu, ada pergulatan yang berat,
Namun dunia hanya melihat apa yang tampak.
Senyummu adalah luka batin  yang tak terungkap.

Apakah kau pernah merasa ingin berhenti berpura-pura?
Melepaskan semua beban yang kau simpan rapat.
Namun dunia menuntutmu untuk tetap tersenyum,
Bahkan saat hati merintih dalam kesepian.
Kulihat luka di senyummu yang memohon pertolongan.

Ada waktu di mana tawa itu terasa hambar,
Bukan karena hilangnya kebahagiaan,
Namun karena kau terlalu lama menahan derita.
Di balik senyummu yang bersinar palsu,
Tersimpan luka yang hanya bisa kau rasakan.

Senyummu, seperti topeng yang kau pakai setiap hari,
Menutupi wajah yang sebenarnya penuh keletihan.
Tapi di balik topeng itu, ada kerapuhan,
Ada harapan yang terbungkus dalam kebohongan.
Dan aku tahu, senyummu bukanlah kebahagiaan sejati.

Senyumanmu seperti peluru yang menembus jarak,
Tapi hatimu, bagai burung yang terpenjara.
Jiwa yang lelah mencoba untuk tetap berdiri,
Namun bibirmu tetap tersenyum meski patah.
Kulihat luka di senyummu, menyiratkan kisah lama.

Mungkin kau berharap dunia tak melihat,
Bahwa dibalik senyum itu ada perasaan terluka.
Tapi dunia ini tak pernah berhenti menuntut,
Untuk melihat wajah yang sempurna setiap saat.
Namun luka itu tetap ada, tersembunyi dalam bayang.

Senyumanmu bagaikan bunga yang layu seiring waktu,
Meski indah di luar, namun tak ada kehidupan dalamnya.
Di setiap helai petal yang jatuh, ada kenangan,
Kenangan yang kau sembunyikan di dalam hatimu.
Luka itu, semakin dalam setiap kali senyummu muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun