Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kue...Kue... Seribu Sebiji

14 Desember 2024   23:02 Diperbarui: 14 Desember 2024   23:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Kecil Penjual Kue, Koleksi Rudi Sinaba (dibuat memakai Meta AI)

Kakinya melangkah lagi. Panas mulai terasa di aspal, tetapi semangatnya tak goyah. Di tengah keramaian, senyumnya masih sama---tulus, bersih, seperti matahari pagi yang tak pernah ingkar janji. Anak kecil itu tahu, hidup adalah soal bagaimana kau berjalan tegak meski keranjang di kepalamu berat.

Dan di balik senyum itu, ada banyak cerita yang tak pernah terucap. Tentang pagi-pagi gelap yang harus ia tempuh, tentang tawa kecilnya ketika keranjang akhirnya kosong, tentang harapan kecil untuk hari esok yang mungkin sedikit lebih baik.

Tidak banyak yang memperhatikan anak itu. Kebanyakan orang terburu-buru mengejar waktu, melewati senyum kecil yang sebenarnya menawarkan banyak pelajaran. Tentang kegigihan, tentang semangat, tentang cara sederhana merayakan kehidupan.

Kota ini memang keras, tetapi di tengah-tengahnya, ada cahaya kecil yang berjalan dengan gaun kuning. Cahaya yang mengingatkan bahwa hidup bukan tentang seberapa berat beban yang kau bawa, melainkan tentang seberapa ringan kau menjalaninya.

"Kue, kue, seribu sebiji!" suaranya menggema lagi, diiringi langkah-langkah kecil yang tak pernah menyerah. Di setiap sudut jalan, ia meninggalkan jejaknya, jejak kegigihan, jejak harapan, jejak keceriaan yang tidak pernah hilang.

Keranjang itu mungkin akan kosong sebelum matahari terik mencapai puncaknya. Dan ia akan pulang dengan wajah penuh kebanggaan. Di rumah, mungkin ada ibunya yang menanti dengan senyum penuh syukur, atau adik kecil yang bertanya dengan riang, "Berapa kue yang terjual hari ini, Kak?"

Hari ini, esok, dan mungkin lusa, anak itu akan kembali berjalan. Dengan keranjang di atas kepala dan senyum yang sama. Dan setiap kali ia berseru, "Kue, kue, seribu sebiji!" dunia seperti diajak untuk berhenti sejenak, untuk menengok pada kehidupan sederhana yang penuh makna.

Karena pada akhirnya, keranjang itu bukan hanya berisi kue. Ia berisi impian, doa, dan keyakinan bahwa kehidupan, meski keras, akan selalu memberi jalan bagi mereka yang mau berjuang. Dan gadis kecil dengan gaun kuning itu, adalah buktinya.

Di tengah keramaian, ia berjalan lagi. Sekali lagi. Sekali lagi. Dengan senyum yang tak pernah pudar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun