Perspektif Pendidikan dan Kebijakan Publik
Lemahnya pendidikan karakter di sekolah berkontribusi pada mudahnya remaja terlibat dalam konflik. Tawuran adalah gejala dari kurangnya kontrol emosional dan rendahnya empati terhadap orang lain.
Pemerintah dapat memperluas program seperti anti-bullying campaign dan pendidikan digital untuk mengajarkan etika bermedia sosial sejak dini.
Perspektif Kriminologi
Tawuran pelajar adalah bentuk kenakalan remaja yang berkembang menjadi tindakan kriminal. Dari perspektif ini, remaja yang terlibat dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang mendukung tindakan kekerasan.
 Kriminolog Adrianus Meliala menyebut bahwa "tawuran adalah bentuk penegasan eksistensi kelompok yang dipicu oleh kurangnya pengawasan."
Perlu adanya pengawasan komunitas berbasis partisipasi masyarakat, seperti program pengawasan oleh orang tua dan guru di luar sekolah.
Kesimpulan
Tawuran pelajar yang dipicu oleh media sosial membutuhkan pendekatan lintas disiplin untuk mengatasinya. Edukasi literasi digital, pendampingan psikologis, penegakan hukum, dan kolaborasi antara pemerintah dengan platform media sosial adalah langkah penting. Selain itu, pemberdayaan komunitas sekolah untuk menciptakan ruang diskusi sehat dapat menjadi cara efektif memutus rantai kekerasan ini.
Artikel ini menjadi pengingat bahwa media sosial adalah alat yang bisa menciptakan peluang maupun ancaman, tergantung bagaimana penggunaannya. Sudah saatnya semua pihak mengambil peran aktif untuk melindungi generasi muda dari dampak destruktif teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H