Gubuk Reyot di Tengah Hutan
Di tengah hutan yang lebat,
Tertancap gubuk reyot penuh cerita.
Bukan kemewahan yang dicari,
Namun kedamaian yang tak ternilai harganya.
Dinding kayu yang rapuh,
Atap daun yang kering,
Namun di dalamnya, hidup mengalir,
Dengan cinta dan rasa syukur yang tulus.
Di sekelilingnya, pohon-pohon berdiri,
Menjaga, merawat, dan memberi naungan.
Tanah yang subur dan air yang jernih,
Semua menjadi sahabat, bukan musuh.
Tak ada mesin yang menderu,
Hanya suara alam yang menyapa.
Angin, hujan, dan burung yang bernyanyi,
Semua itu adalah musik kehidupan.
Di dalam gubuk reyot,
Tak ada rasa takut akan masa depan.
Kesederhanaan adalah kemewahan,
Kehidupan yang berjalan tanpa ambisi berlebihan.
Bumi yang memberi, tidak ditindas,
Hutan yang dipelihara, bukan dirusak.
Setiap langkah dijaga,
Agar alam tetap lestari dan bahagia.
Tiada kegelapan yang menghantui,
Hanya cahaya lilin yang temaram.
Namun dalam gelap, hati ini terang,
Dari kebersamaan yang tumbuh dalam keheningan.
Gubuk reyot adalah rumah,
Bukan sekadar tempat berteduh.
Di dalamnya, ada kehangatan,
Yang lebih dari sekedar api unggun.
Tak ada kemewahan yang menonjol,
Tak ada emas atau perak yang bersinar.
Namun, kebanggaan ada dalam setiap inci tanah,
Karena di sini, hidup berjalan seimbang.
Tak perlu harta, tak perlu nama,
Yang ada hanya kebahagiaan sederhana.
Mencari ketenangan di alam yang merawat,
Menemukan kekuatan dalam kehidupan yang tenang.