Kaki Penuh Duri
Kaki penuh duri, jejak berlumur darah,
Di jalan yang penuh maut dan derita.
Setiap langkah adalah pertempuran,
Antara hidup dan ambisi yang menggila.
Duri menusuk, menembus hingga tulang,
Setiap pijakan adalah siksaan yang nyata.
Tapi aku tak akan mundur, tak akan lari,
Karena hidup adalah medan yang harus kutaklukkan.
Kaki ini berdiri di atas jalan berduri,
Setiap luka adalah simfoni pertempuran.
Keringat bercampur darah yang menetes,
Tanda bahwa aku masih hidup dan berjuang.
Kaki penuh duri, simbol keberanian,
Menghadapi ketakutan tanpa gemetar.
Setiap tetes yang jatuh adalah amarah,
Yang membakar semangat hingga menjadi bara.
Duri merajam, menusuk hingga lemah,
Tapi aku tetap berjalan, tetap bergerak.
Tak akan ada yang menghentikan langkahku,
Bahkan dunia yang penuh dengan penderitaan.
Kaki penuh duri, menembus gelap malam,
Menyusup ke lorong yang sunyi dan sepi.
Aku tak gentar meski bayangan menakuti,
Karena aku tahu ini adalah jalanku.
Kaki penuh duri, tulang yang patah tak berarti,
Jika semangat masih berdiri tegak.
Aku akan remas duri dengan genggaman ini,
Dan tunjukkan bahwa aku tak pernah kalah.
Duri adalah ujian, tapi aku tak lemah,
Aku memandangnya dengan kebencian yang membara.
Kaki ini akan terus melangkah,
Menerjang badai, menghancurkan rintangan.
Kaki penuh duri, adalah teriakan keras,
Bahwa aku hidup, bahwa aku masih berdiri.
Setiap luka adalah kesaksian,
Bahwa aku tak pernah menyerah pada kematian.