Biarkanlah matamu berbicara,
Melalui tatap yang tak berbahasa.
Menyimpan rahasia yang tak terbuka,
Menyentuh jantung dengan lembutnya.
Dalam beningnya, aku melihat sinar,
Cahaya yang menerangi ruang gelap.
Tatapanmu bagai fajar di ujung timur,
Membangunkan hati yang sempat terlelap.
Matamu adalah samudra yang dalam,
Di sana aku tenggelam tanpa takut.
Setiap gelombang membawa cerita,
Rahasia yang tak pernah usai.
Biarkanlah matamu berbicara,
Lewat rindu yang tak bisa kusampaikan.
Dalam setiap kelipan yang sederhana,
Tersimpan seribu makna yang abadi.
Kau adalah cahaya yang membakar,
Namun juga air yang menyejukkan.
Kau pandang aku dengan penuh keheningan,
Menyusun kata yang tak terdengar.
Matamu adalah lagu tanpa nada,
Namun setiap gerakan memiliki irama.
Kau tahu bagaimana membunuh keraguanku,
Dengan hanya satu lirikan mata.
Tatap itu adalah puisi yang hidup,
Mengukir puisi dalam tiap jengkal udara.
Kau membuatku tenggelam dalam bahasa sunyi,
Namun hatiku tahu makna di dalamnya.
Biarkanlah matamu berbicara,
Menyentuh jiwaku dengan lembutnya.
Kau adalah bahasa yang tak perlu kata,
Rahasia yang selalu kutemukan di sana.
Tatapanmu membuat dunia sunyi,
Menyusun langit tanpa bintang-bintang.
Kau adalah musim yang selalu berputar,
Hadir dengan sejuta cerita di tiap waktu.
Matamu adalah kisah yang tak berakhir,
Bagaikan musim yang terus berpadu.
Aku ingin membaca lembar demi lembar,
Namun tak mampu membaca dengan sempurna.