Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkanlah Matamu Berbicara

8 Desember 2024   19:57 Diperbarui: 8 Desember 2024   19:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarkanlah Matamu Berbicara

Biarkanlah matamu berbicara,
Melalui tatap yang tak berbahasa.
Menyimpan rahasia yang tak terbuka,
Menyentuh jantung dengan lembutnya.

Dalam beningnya, aku melihat sinar,
Cahaya yang menerangi ruang gelap.
Tatapanmu bagai fajar di ujung timur,
Membangunkan hati yang sempat terlelap.

Matamu adalah samudra yang dalam,
Di sana aku tenggelam tanpa takut.
Setiap gelombang membawa cerita,
Rahasia yang tak pernah usai.

Biarkanlah matamu berbicara,
Lewat rindu yang tak bisa kusampaikan.
Dalam setiap kelipan yang sederhana,
Tersimpan seribu makna yang abadi.

Kau adalah cahaya yang membakar,
Namun juga air yang menyejukkan.
Kau pandang aku dengan penuh keheningan,
Menyusun kata yang tak terdengar.

Matamu adalah lagu tanpa nada,
Namun setiap gerakan memiliki irama.
Kau tahu bagaimana membunuh keraguanku,
Dengan hanya satu lirikan mata.

Tatap itu adalah puisi yang hidup,
Mengukir puisi dalam tiap jengkal udara.
Kau membuatku tenggelam dalam bahasa sunyi,
Namun hatiku tahu makna di dalamnya.

Biarkanlah matamu berbicara,
Menyentuh jiwaku dengan lembutnya.
Kau adalah bahasa yang tak perlu kata,
Rahasia yang selalu kutemukan di sana.

Tatapanmu membuat dunia sunyi,
Menyusun langit tanpa bintang-bintang.
Kau adalah musim yang selalu berputar,
Hadir dengan sejuta cerita di tiap waktu.

Matamu adalah kisah yang tak berakhir,
Bagaikan musim yang terus berpadu.
Aku ingin membaca lembar demi lembar,
Namun tak mampu membaca dengan sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun