Percakapan Tak Berawal dan Tak Berujung
Aku duduk di batas kesadaran,
Memandang dunia tanpa nama,
Tak tahu dari mana harus berjalan,
Hanya sunyi yang terus menggema.
Hidup seperti alur tanpa naskah,
Tak ada awal yang pasti tertulis,
Hanya langkah-langkah yang lelah,
Menjejak jejak tanpa garis.
Kukecap udara penuh tanya,
Apa makna dari napas pertama?
Adakah awal yang sesungguhnya,
Ataukah semua hanyalah fana?
Pertanyaan mengisi ruang jiwa,
Namun jawabannya tak kunjung datang,
Hanya gema di ujung asa,
Membingkai resah yang kian panjang.
Aku melangkah, meski tak tahu,
Ke arah mana kaki ini menuju,
Adakah tujuan di ujung waktu,
Ataukah hanya kehampaan yang menunggu?
Di tengah perjalanan yang abu-abu,
Kehidupan terasa seperti percakapan,
Tanpa kata pembuka yang bermutu,
Tanpa kesimpulan yang menjadi harapan.
Hari-hari berlalu seperti awan,
Berubah bentuk namun tak bernama,
Membawa jiwa ini ke jurang yang dalam,
Tanpa tahu dari mana semua bermula.
Seperti dialog tanpa jeda,
Kita berbicara dalam hati masing-masing,
Namun tak pernah ada suara yang nyata,
Hanya diam yang menjadi pengiring.
Adakah hidup ini sebuah tanya?
Atau sekadar perjalanan yang sia-sia?
Aku mencari, namun tak pernah tiba,
Hanya mendapati kekosongan yang hampa.
Langit biru tak memberi petunjuk,
Hujan turun tak membawa pesan,
Aku hanya menatap waktu yang membeku,
Dalam kekalutan tanpa jawaban.
Apakah takdir telah menuliskan akhir?
Ataukah kita hanya mengulang lingkaran?
Setiap langkah seperti garis yang kabur,
Tiada arah, hanya bayangan yang bertahan.
Hidup adalah irama tanpa nada,
Menggema dalam kekosongan makna,
Kita bicara, namun tiada suara,
Hanya dialog sunyi yang tak bermakna.
Setiap hari adalah bait yang samar,
Mengisahkan sesuatu yang tak jelas,
Adakah kita hidup untuk sadar,
Atau sekadar menunggu gelap yang keras?
Aku ingin menemukan awal,
Namun awal hilang dalam kabut,
Aku ingin menemukan akhir,
Namun akhir adalah bayang yang surut.
Kita terjebak dalam percakapan ini,
Tanpa tahu apa yang harus dikatakan,
Seperti hidup yang terus mengalir,
Tanpa tahu ke mana ia akan bertahan.
Akhirnya, aku hanya menyerah,
Bukan karena kalah, tetapi karena sadar,
Bahwa hidup adalah percakapan abadi,
Tanpa awal yang pasti, tanpa akhir yang berarti.
Dan di situlah letak keindahannya,
Hidup tak butuh alasan atau tujuan,
Ia hanyalah sebuah perjalanan,
Yang harus dijalani dengan keikhlasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H